Kamis, 26 November 2015

DASAR TEORI ZOOOLOGI PORIFERA& COELENTERATA

DASAR TEORI ZOOOLOGI PORIFERA& COELENTERATA

Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori.  Hewan ini sederhana karna selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut.  Phylum porifera yaitu spons hidup di air dan sebagian besar hidup di air laut yang hangat dan dekat dengan pantai yang  dangkal walaupun ada pula yang hidup pada kedalaman  8500 meter bahkan lebih.  Spons sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak .  Spons belum memiliki alat-alat eskresi khusus dan sisa metabolismenya dikeluarkan melalui proses difusi yaitu dari sel tubuh ke epidermis kemudian lingkungan hidup yang berair (Kimball, 2000)
Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya dilaut dangkal sampai kedalaman  5 km. dari 3000 ribu spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup pada air jernih dan tenang. Di laut jenis calcarea  umumnya terbatas pada daerah pantai dangkal.  Reproduksi porifera berlangsung secara aseksual dengan membentuk kuncup, seksual dengan pertemuan ovum dan sperma.  Perkembangan  secara generatif berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan betina (Sugiarti, 2004).
Phylum Porifera termasuk spons yang hidupnya melekat dikarang dan merupakan koloni yang terdiri dari sekelompok hewan yang mirip tabung-tabung kecil seperti vas yang bersatu di dasar dengan tabung horizontal yang memiliki kantung berdinding tipis yang mengelilingi ruang sentral spongocoel dengan sebuah lubang besar yang disebut osculum. Kurang lebih 9.000 spesies spons hanya sekitar 100 yang hidup di perairan tawar, penyebaran sangat luas, di temukan mulai dari perairan tropis sampai di bawah tutupan es Kutup Selatan (Aslan dkk., 2012).
Spons tumbuh dengan bentuk yang bermacam-macam. Beberapa jenis spons tumbuh menutupi substratnya dengan ketebalan yang berbeda-beda (encrusting), tumbuh menjalar di atas substrat (repent/stoloniferous) maupun tumbuh mengebor ke dalam substrat (burrowing). Ada yang tumbuh besar dengan  bentuk  yang  tidak  beraturan  (massive), menyerupai  pohon kecil  (branching/aborescent),  tangan  (palmate),  jari-jari  (digitate), bola  (globular), jarum pentul (stipitate), daun (foliaceous),  kipas  (flabellate),  mangkok (cupriform) dan tabung (tubular). Spons  mempunyai  banyak  pori-pori  kecil  tempat  masuknya  air  ke  dalam  tubuh yang  tersebar  di  sepanjang  tubuh  spons  disebut  ostium (tunggal  ostia). Selain  itu,  ada  pori-pori  besar  tempat  keluarnya  air  dari  dalam  tubuh spons disebut oskulum  (tunggal  oskula). Pada  umumnya  oskula  berjumlah  sedikit  dan terletak  pada  bagian  ujung  ataupun  pada  sisi atas tubuh spons (Hadi, 2010).
Untuk reproduksi seksual, hewan porifera membutuhkan air yang mengalir untuk membantu pertemuan sperma dengan telur. Spons dilakukan baik secara seksual maupun aseksual, dengan cara aseksual mereka menghasilkan tunas dan apa yang disebut gamul (gammules). Tunas tersebut  dapat  terlepas dan membentuk hewan terpisah atau tetap menempel seperti pada leucosolenia, bahkan suatu  kumpulan hewan-hewan yang rumit dihasilkan dan dapat menjadi besar.  Dalam perkembangbiakan seksual, telur dan spermatozoa berasal dari sel amoeba yang berkeliaran di lapisan -lapisan tengah seperti pada Tipe Sycon (Romimohtarto, 2005).
Porifera berperan besar bagi sumber daya manusia, dimana  merupakan sumber   makanan yang bergizi  dan nilai jual yang cukup mahal diekspor ke luar negeri. Demikian  pula dengan jenis yang dapat dijadikan obat antibiotik seperti jenis (asteroidean) kemudian menjadi nilai estetika yang tinggi dari jenis lili laut (Suwarni 2008). Di indonesia porifera belum memiliki nilai ekonomis, akan tetapi di Amerika telah terdapat pabrik-pabrik spons dari golongan Demospongia yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (Rusyana, 2011)
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons (Suwignyo, 2005 : 41).
Menurut Brotowidjojo, 1989 : 74, coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu sebagai berikut:
1. Hydrozoa, hewan yang lebih terkenal dari kelas ini adalah Hydra, di mana bentuk silindris, hidup sebagai polip, dan tidak mempunyai bentuk medusa.
2. Scyphozoa, berasal dari bahasa Yunani, skypho= mangkok, zoa= binatang. Jadi skyphozoa adalah hewan berbentuk mangkuk. Contoh: Aurellia aurita.
3. Anthozoa, bersal dari kata anthos= bunga, zoon= binatang. Jadi Anthozoa adalah bunga karang. Contoh: anemon laut ( Metridium marginatum).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau soliter. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Lahay, 2006 : 58).
Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain. Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan bertemunya sperma dan ovum. Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh ovarium. Coelenterata meliputi berbagai macam hewan air, misalnya hewan tumbuhan (hewan yang nampakanya seperti tumbuhan), ubur-ubur, binatang karang, anemone laut, polip dan lain-lain (Hala, 2007 : 17).
Beberapa  Jenis coelenterata diperdagangkan  sebagai bahan atau hiasan pada aquarium air laut, bahkan dari  beberapa jenis di ekspor kesingapura, eropa, amerika dan kanada, biota tersebut di kemas dalam kantong plastic berisi oksigen dengan suhu150 derajat celcius.  Jenis-jenis tersebut misalnya Actinaria aquma, ordo actibaria,diameternya 4-8 cm berwarna merah tua.  Coelenterata yang dapat dikonsumsi yang diperdagangkan aialah jenis ubur-ubur yang dikenal sebagai ubur-ubur asin (Radiopetro, 2003).

DAFTAR PUSTAKA
Aslan, M.L, Dkk. 2012. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Kendari: Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989.  Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
            Hadi, A.T. 2010. Biologi dan Ekologi Spons. Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.
Hala,Yusminah. 2007. Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Jutje S, Lahay. 2006.  Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kimball, J.W. 2000. Biologi jilid empat edisi pertama. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 2002. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Romimohtarto, K, dan Juwana, S. 2005. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Bandung: Djambatan.
Rusyana, A. 2011. Zoologi Invertebrata. Ciamis: Alfabeta.
Sugiarti, S. 2004. Invertebrata Air. Bogor: Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.

Suwignyo,Sugiarto. 2005.  Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar