DASAR TEORI ZOOOLOGI PORIFERA&
COELENTERATA
Porifera merupakan hewan yang
berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi
oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Hewan ini sederhana karna
selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar
laut. Phylum porifera yaitu spons hidup di air dan sebagian besar hidup
di air laut yang hangat dan dekat dengan pantai yang dangkal walaupun ada
pula yang hidup pada kedalaman 8500 meter bahkan lebih. Spons
sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni
yang statif atau tidak bergerak . Spons belum memiliki alat-alat eskresi
khusus dan sisa metabolismenya dikeluarkan melalui proses difusi yaitu dari sel
tubuh ke epidermis kemudian lingkungan hidup yang berair (Kimball, 2000)
Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya
dilaut dangkal sampai kedalaman 5 km. dari 3000 ribu spesies yang dikenal
hanya 150 spesies yang hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter dan jarang
lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup pada air jernih dan tenang. Di laut
jenis calcarea umumnya terbatas pada daerah pantai dangkal.
Reproduksi porifera berlangsung secara aseksual dengan membentuk kuncup,
seksual dengan pertemuan ovum dan sperma. Perkembangan secara
generatif berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan betina
(Sugiarti, 2004).
Phylum Porifera termasuk spons
yang hidupnya melekat dikarang dan merupakan koloni yang terdiri dari
sekelompok hewan yang mirip tabung-tabung kecil seperti vas yang bersatu di
dasar dengan tabung horizontal yang memiliki kantung berdinding tipis yang
mengelilingi ruang sentral spongocoel
dengan sebuah lubang besar yang disebut osculum. Kurang lebih
9.000 spesies spons hanya sekitar 100 yang hidup di perairan tawar, penyebaran
sangat luas, di temukan mulai dari perairan tropis sampai di bawah tutupan es
Kutup Selatan (Aslan dkk., 2012).
Spons tumbuh dengan bentuk
yang bermacam-macam. Beberapa jenis spons tumbuh menutupi substratnya dengan
ketebalan yang berbeda-beda (encrusting),
tumbuh menjalar di atas substrat (repent/stoloniferous)
maupun tumbuh mengebor ke dalam substrat (burrowing).
Ada yang tumbuh besar dengan bentuk yang
tidak beraturan (massive),
menyerupai pohon kecil (branching/aborescent), tangan
(palmate), jari-jari
(digitate), bola (globular),
jarum pentul (stipitate), daun (foliaceous), kipas
(flabellate), mangkok (cupriform)
dan tabung (tubular). Spons mempunyai
banyak pori-pori kecil
tempat masuknya air
ke dalam tubuh yang
tersebar di sepanjang
tubuh spons disebut
ostium (tunggal ostia). Selain itu,
ada pori-pori besar
tempat keluarnya air
dari dalam tubuh spons disebut oskulum (tunggal oskula). Pada umumnya
oskula berjumlah sedikit
dan terletak pada bagian
ujung ataupun pada
sisi atas tubuh spons (Hadi, 2010).
Untuk reproduksi seksual, hewan porifera
membutuhkan air yang mengalir untuk membantu pertemuan sperma dengan telur.
Spons dilakukan baik secara seksual maupun aseksual, dengan cara aseksual
mereka menghasilkan tunas dan apa yang disebut gamul (gammules). Tunas tersebut
dapat terlepas dan membentuk
hewan terpisah atau tetap menempel seperti pada leucosolenia, bahkan suatu kumpulan hewan-hewan yang rumit dihasilkan
dan dapat menjadi besar. Dalam
perkembangbiakan seksual, telur dan spermatozoa berasal dari sel amoeba yang
berkeliaran di lapisan -lapisan tengah seperti pada Tipe Sycon (Romimohtarto,
2005).
Porifera berperan besar bagi sumber daya manusia, dimana merupakan sumber makanan yang bergizi dan nilai jual yang cukup mahal diekspor ke luar negeri. Demikian pula dengan jenis yang dapat dijadikan obat
antibiotik seperti jenis (asteroidean) kemudian menjadi nilai estetika yang tinggi dari jenis lili laut (Suwarni 2008). Di indonesia porifera belum memiliki nilai
ekonomis, akan tetapi di Amerika telah terdapat pabrik-pabrik spons dari
golongan Demospongia yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (Rusyana,
2011)
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus.
Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,
tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan
bahwa hewan coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan
hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons (Suwignyo, 2005 : 41).
Menurut Brotowidjojo, 1989 : 74, coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu
sebagai berikut:
1. Hydrozoa, hewan yang
lebih terkenal dari kelas ini adalah Hydra, di mana bentuk silindris,
hidup sebagai polip, dan tidak mempunyai bentuk medusa.
2. Scyphozoa, berasal
dari bahasa Yunani, skypho= mangkok, zoa= binatang. Jadi
skyphozoa adalah hewan berbentuk mangkuk. Contoh: Aurellia aurita.
3. Anthozoa, bersal dari kata
anthos= bunga, zoon= binatang. Jadi Anthozoa adalah bunga karang.
Contoh: anemon laut ( Metridium marginatum).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air
tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau soliter. Dalam siklus hidupnya ia
dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau
berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk
silindris. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang
berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa
umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada
permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan
mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar
secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Lahay, 2006 : 58).
Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki,
semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh
anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain.
Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan
dengan bertemunya sperma dan ovum. Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh
ovarium. Coelenterata meliputi berbagai macam hewan air, misalnya hewan
tumbuhan (hewan yang nampakanya seperti tumbuhan), ubur-ubur, binatang karang,
anemone laut, polip dan lain-lain (Hala, 2007 : 17).
Beberapa Jenis coelenterata
diperdagangkan sebagai bahan atau hiasan
pada aquarium air laut, bahkan dari
beberapa jenis di ekspor kesingapura, eropa, amerika dan kanada, biota
tersebut di kemas dalam kantong plastic berisi oksigen dengan suhu150 derajat
celcius. Jenis-jenis tersebut misalnya
Actinaria aquma, ordo actibaria,diameternya 4-8 cm berwarna merah tua. Coelenterata yang dapat dikonsumsi yang
diperdagangkan aialah jenis ubur-ubur yang dikenal sebagai ubur-ubur asin
(Radiopetro, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, M.L, Dkk. 2012. Penuntun
Praktikum Avertebrata Air. Kendari: Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Brotowidjojo,
Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hadi, A.T. 2010. Biologi dan Ekologi Spons. Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.
Hala,Yusminah. 2007.
Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Jutje S, Lahay.
2006. Zoologi Invetebrata.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kimball, J.W. 2000. Biologi
jilid empat edisi pertama. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro.
2002. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Romimohtarto, K, dan Juwana, S. 2005. Biologi Laut Ilmu
Pengetahuan Tentang Biota Laut. Bandung: Djambatan.
Rusyana, A. 2011. Zoologi
Invertebrata. Ciamis: Alfabeta.
Sugiarti, S. 2004. Invertebrata Air. Bogor: Lembaga
Sumberdaya Informasi IPB.
Suwignyo,Sugiarto. 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar