PENULISAN NASKAH DRAMA
A.
Pengertian Naskah Drama
Naskah adalah karangan yang
masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut Imam Suryono drama
adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa Yunani). Sedangkan dramatik adalah
jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan
perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah
rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor
atau lakon. Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (Life Presented In Action). Menurut
Ferdinand Brunetierre drama haruslah melahirkan kehendak denganaksi. Menurut
Baltazhar Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia
dengan gerak. Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah
pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama
juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi
nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor. (Noor,
2004: 12)
Berdasarkan pengertian beberapa
ahli diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa
tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan
(pentaskan).
B.
Menulis Naskah Drama
Menulis naskah drama
berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi ditulis dengan
bentuk baris dan
bait. Cerpen dan
novel ditulis dengan
kalimat yang membentuk paragraf-paragraf dengan
kutipan langsung atau
percakapan. Sedangkan, pada drama ditulis dengan dua bagian. Bagian
pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk pembanggungan, misalnya ketentuan
gerak, mimik para pemain
drama atau situasi panggung. (Rahmanto, 1999: 23)
Perbedaan lain yang terdapat
pada novel atau cerpen dengan drama ialah: umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Sedangkan Drama bisa diwujudkan dengan berbagai
media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang
dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
C.
Jenis –Jenis Drama
Jenis drama dapat dibedakan berdasarkan
masanya dan kandungan isi cerita.
1.
Drama menurut
masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
a.
Drama Baru/Drama Modern
Drama baru adalah drama yang
memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema
kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera,
dan film.
b.
Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama
khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh
drama tradisional/klasik, seperti lenong
(pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi,
dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan,
diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai
(tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran
dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan). (Rahmanto, 1999: 27)
2.
Drama menurut kandungan
isi ceritanya, yaitu:
a.
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
b.
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
c.
Drama tragedi-komedi adalah drama
yang ada sedih dan ada lucunya.
d.
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
e.
Dagelan/Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka
merangsang gelak tawa penonton.
f.
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g.
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau
bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
h.
Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik
anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
i.
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
j.
Wayang adalah drama yang pemain
dramanya adalah boneka wayang.
(Rahmanto,
1999: 29)
D.
Unsur Intrinsik Drama
Saat menyaksikan sebuah drama
yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu
artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi
konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian
sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk
menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan
menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat
membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur
intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu:
1.
Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur
adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan
sebab akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari
awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari
rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah
alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.
a.
Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian
permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar
pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
b.
Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama
bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam
masalah pokok.
c.
Puncak
Pada tahap ini pelaku mulai
terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih
rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton
dibuat berdebar, penasaran ingin
mengetahui penyelesaiannya.
d.
Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan
bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang
bersifat samar sehingga mendorong
penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
2.
Perwatakan atau
karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang
berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis)
dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai
nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya.
Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh
dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang
digunakan.
3.
Dialog
Ciri khas suatu drama adalah
naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus
memperhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antar tokoh
merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut dialog karena percakapan itu
minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain dialog, dalam drama juga
dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan
percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri),
prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat
pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada
karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang
mengenai cerita yang disajikan).
4.
Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan
pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan
mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur
cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk
laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara,
keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya.
Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring
atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara
diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi
petunjuk laku).
5.
Latar atau
setting
Latar atau tempat kejadian
sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu
tempat, ruang, dan waktu.
6.
Tema
Tema merupakan gagasan pokok
yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui
dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan,
dan kemiskinan.
7.
Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti
menyampaikan sebuah amanat. Amanat
merupakan pesan atau nilai-nilai moral
yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa
diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau
memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan
drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut.
Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan. (Rahmanto,
1999: 31-41)
E. Langkah Menulis
Naskah Drama
Beberapa langkah yang dapat dilakukan
dalam menulis naskah drama diantaranya sebagai berikut.
1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang
sangat penting dalam penulisan naskah,
baik puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung
di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya.
Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan,
kesedihan dan kriteria tema yang baik
yaitu:
a.
Aktual
Aktual dapat diartikan dengan
kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
b.
Tidak menyinggung/SARA
SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan antar golongan.
Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras,
atau antar golongan tertentu.
c.
Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat
memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema
yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2.
Mendata Satuan
Peristiwa
Peristiwa yang kita alami
sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Coba
pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam
kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita akan mempelajari
cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri
atas beberapa adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah
bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan.
Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau
posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan
peristiwa.
3.
Menyusun
Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa
yang umumnya pernah dialami, yaitu:
a.
Saat pertama kali belajar naik sepeda,
b.
Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
c.
Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi
peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa. Satuan-satuan peristiwa tersebut telah
menjadi kerangka dasar. Setelah langkah
ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang
sudah disusun kemudian dikembangkan
menjadi sinopsis atau kerangka naskah
yang selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak. Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga
bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu:
a.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah
bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut
secara padat, jelas, dan ringkas kepada
para pembaca.
b.
Puncak/Klimaks
Bagian klimaks adalah bagian
yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian
dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang
rumit.
c.
Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah
bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan
akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis. (Yulieti,
2005: 23-34)
Tiga langkah menulis drama
telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun
data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah
naskah drama satu babak.
F.
Contoh
Naskah Drama Islami
SANTRI MACHO VS PREMAN LEBAY
Diceritakan pada suatu
perkampungan disuatu daerah, terdapat sebuah pemukiman orang-orang yang belajar
ilmu agama islam atau biasa disebut dengan pondok pesantren. Pondok pesantren
itu bernama Al-hikmah.
Di dalam pondok
pesantren tersebut terdapat ratusan santri dan santriwati yang sangat
bersemangat, ulet, serta disiplin dalam mengikuti pelajaran-pelajaran yang
diberikan oleh guru-guru. Suasananya pun sangat tenang, tentram, dan damai.
Namun ketenangan tersebut sedikit terusik karna adanya gangguan dari
preman-preman kampung yang slalu mengganggu para santri. Satu, dua kali para
santri masih bisa sabar namun setelah sekian kalinya para santri pun melawan
dengan cara mereka sendiri. Hingga akhirnya para preman pun kalah dan
ketakutan. Dan diakhiri dengan para preman tersebut ikut
serta menjadi santri di pondok pesantren tersebut.
Dipagi hari yang
cerah para santri sedang berkumpul setelah melakukan sholat subuh berjamaah di
masjid. Seperti biasa mereka bercakap-cakap sebelum memulai aktivitas.
Semua pemain : “Assalamualaikum wr.wb, ehhh
penonton.....”
Ahmad :
“Perkenalkan nama aku Ahmad.”
Adam :
“Aku Adam.”
Idris :
“Aku Idris.”
Sholeh :
“Aku Sholeh.”
Yusuf :
“Dan aku Yusuf.”
Semua pemain :
“Kami semua adalah SMG yaitu santri macho gitu loch.”
Ahmad :
“Ohh ya teman-teman hari ini ada hafalan ya?”
Adam & idris : “Iya a benar, hari ini ada hafalan.”
Sholeh :
“Haduh gimana nih, aku belum sempat menghafal.”
Yusuf : “Sama aku juga. Semalam aku
cuma menghafal 5 menit terus ketiduran.”
Ahmad : “Ahh kalian ini bagaimana sih,
jadi santri kok males-malesan. Bagaimana bisa menjadi kyai.”
Ke 4 santri :
“Emangnya kamu udah hafal.?”
Ahmad :
“Belum, hehehe.”
4 santri :
“Haduhhh cape deh!!!!!!!!!!”
Ahmad : “Yasudah dari pada kita mengobrol
tidak jelas seperti ini, lebih baik
kita menghafal yuuu.”
4 santri :
“Ayooooooooooo.”
(santri-santri pun pergi untuk menghafal)
Pak kyai :
“Assalamualaikum wr.wb...”
Penonton, saya disini
menjadi kyai. Amin ya penonton.”
Pak mahmud :
“Assalamualaikum wr.wb
Penonton saya jadi asisten pak kyai. Amin juga
ya penonton.”
Pak kyai :
“Pak Mahmud?”
Pak mahmud :
“Iya pak kyai.”
Pak kyai :
“Bagaimana, apakah anak-anak sudah diberi hafalan.”
Pak mahmud : “Sudah pak, kemarin sudah diberi
hafalan dan hari ini menyetornya.”
Pak kyai : “Baiklah, tolong diberi sanksi
bagi anak yang tidak menyetor hafalan ya pak.”
Pak mahmud :
“Siapp pak.”
Pak kyai : “Terus gimana ada santri yang
bermasalah tidak diminggu ini?”
Pak mahmud : “Ada sih pak, tapi itu masih bisa saya
atasi dan kendalikan.”
Pak kyai : “Baiklah kalau begitu, teruskan
tugas kamu. Saya titip anak-anak supaya bisa menjadi santri yang berilmu dan
dapat mengamalkannya, juga bermanfaat
bagi orang banyak nantinya.”
Pak mahmud :
“Baik pak.”
Pak kyai :
“Baiklah, mari kita lihat para santri.”
(para preman masuk dengan jalan agak sempoyongan bukan karena mabok
minuman melainkan mabok angkot di perjalanan, dan mereka semua membawa botol
minyak kayu putih)
Mike : “Hadoh, penonton ....... kenalin saya Mike, nama
panjangnya Jatmiko...saya komandan disini....hahaha.”
Sam : “Penonton.....saya Sam,
nama panjangnya Samiun...saya wakil komandan.”
Buluk :
“Saya Buluk penonton. Saya anggota.”
Cepot :
“Dan saya Cepot penonton. Saya juga anggota.”
Semua preman : “Kami semua adalah IPLI ( Ikatan Preman
Lebay Indonesia )”
Sam : “Boss....kita kan preman
kok bawanya botol minyak kayu putih sih..” terus bos juga jalannya sempoyongan,
memangnya mabok.”
Mike :
“Pake banyak tanya lagi.”
Sam :
“Boss mabok berarti..?”
Mike :
“Iyaa ni boss mabok.”
Sam :
“Mabok apa boss....?”
Mike :
“Mabok angkot bulan jaya.....”
Sam : “Hhh kirain mabok
apaan.. pantesan bawanya botol minyak kayu putih , mabok angkot ini....”
Mike : “Oke, sekarang boss mau
tarik setoran dari kalian, mana setoran kalian hari ini.”
Sam :
“Ni boss cuma dapet goceng.”
Mike :
“Ahh goceng, tapi lumyan. Giliran kamu buluk.”
Buluk :
“Ni boss cuma dapat Rp. 2000.”
Mike : “Yaelah cuma dapat Rp.
2000, yaudah gak apa-apa. Walaupun kecil kita harus bersyukur. Kamu cepot mana?”
Cepot :
“Ini boss cuma dapat segini.”
Mike : “Apa ini? Gope!! mana duit
gopenya bekas ngerok lagi, item kaya gini.”
Cepot :
“Yahh boss katanya walaupun sedikit harus kita syukuri.”
Mike : “Iyaa juga sih, emangnya
kamu malak siapa cuma dapat gope?”
Cepot :
“Malak anak TK boss..”
Mike : “Hahh pantes cuma dapat
gope. Yaudah besok-besok harus lebih
besar lagi ya, kalo setorannya segini
mau makan apa kita.”
Sam :
“Ya makan nasi bos, masa makan batako.”
Mike : “Ahh yaudah, pokoknya besok harus dapat uang lebih banyak
lagi. Ok!!”
3 preman :
“Haa boss....”
( ketika preman sedang mengobrol masuklah
pengemis meminta-minta)
Pengemis : “Pak minta pak minta...tolong
sisihkan sebagian hartanya untuk makan saya dan keluarga saya.”
Sam :
“Bos, bos ada pengemis ni gimana?”
Mike :
“Suruh kesini, suruh menghadap bos.”
Sam :
“Sono tuh ke bos mintanya.”
Pengemis :
“Pak minta pak.”
Mike :
“Kenapa kamu jadi pengemis?”
Pengemis :
“Cari pekerjaan susah pak, terpaksa saya mengemis.”
Mike :
“Ya sudah ini untuk kamu.”
Sam :
“Bos kok di kasih semua, terus kita
makan apa bos.”
Mike : “Udah kamu diam, gampang nanti
kita pasti dapat uang lagi. Lagian gak tiap hari kan pengemis ini datang,
walaupun kita preman tapi kita harus menjadi preman yang baik hati, berbagi
kepada sesama.”
Sam :
“Ohh ya sudah bos.”
Pengemis : “Terimakasih pak, mudah-mudahan kamu dan teman-temanmu diberi
hidayah oleh Allah swt dan di beri rizki yang berlimpah.”
Preman :
“Amiiinn...”
Pengemis :
“Ya sudah saya pergi dulu, sekali lagi terima kasih ya.”
Mike : “Yaa sama-sama. Hati-hati di
jalan pak.”
Sam :
“Bos bagaimana ini, uang kita habis. Perut lapar lagi.”
Cepot & buluk : “Yaa ni bos laparr....”
Mike : “Ya sudah nanti kalau ada
yang lewat sini, kita bajak saja. Ok !!!”
3 preman :
“Ok bos...ok bos...”
(datanglah kedua santri yaitu, Adam dan Idris,
sambil membawa sekantung makanan untuk para santri di pondok )
Idris :
“Assalamualaikum.”
Mike :
“Waalaikum salam.”
Idris :
“Permisi bang numpang lewat.”
Mike :
“Mau kemana emangnya?”
Adam :
“Mau ke pondok bang..”
Mike :
“Kamu bawa apa?”
Adam :
“Bawa makanan bang untuk para santri di pondok.”
Sam : (sambil berbisik kepada Mike)
“bos bos uda ambil aja makanannya kita lapar ni bos.”
Mike :
“Tapi ini santri masa mau dibajak nanti
kita kualat.”
Sam : “Ahh si bos memangnya
kenapa kalau santri, mereka sama saja manusia yang membedakan cuma pakaiannya
saja bos.”
Mike :
“Tapi kalau kita kualat gimana?”
Sam : “Ahh bos jangan percaya
sama yang begituan, daripada kita nanti mati kelaparan bos. udah ambil aja.”
Mike :
“Iyaa juga yaa... baiklah..”
Santri :
“Baiklah kalau begitu bang kita permisi dulu yaa..”
Mike :
“Ehh tunggu dulu, mau kemana buru-buru amat?”
Santri :
“Mau ke pondok bang.”
Mike : “Kalian tau tidak ini
daerah kekuasaan kami. Jadi barang siapa yang lewat sini harus wajib, kudu
membayar pajak.”
Adam :
“Hah pajak, pajak apa bang?”
Mike :
“Itu makanan bawa sini buat kami, kami lapar.”
Adam :
“Jangan bang ini untuk makan teman-teman saya.”
Sam : “Ahh sudah sini (
merampas makanan milik santri ) ni bos dapet.”
Mike :
“Bagus.... ayo kita makan, dan kalian pergi sana.”
Adam : “Kalian tega makanan kami
kalian curi nanti kita bilang sama teman-teman kami yang lain.”
Idris :
“Iya benar nanti kita bilang, biar nanti kalian dihajar.”
Sam :
“Udah jangan banyak omong pergi saja sana.”
(santri pun pulang, dan melapor pada teman –
teman yang lain. Sedangkan preman
memakan makanan hasil rampasan dari santri. Sedang asyik para preman
menyantap makanan, datanglah para santri membawa teman-teman yang lain)
Ahmad :
“Hey kamu, maksud kamu apa mencuri makanan kami.”
Sholeh :
“Benar maksud kalian apa?”
Sam :
“Bos bos temannya datang bos.”
Mike : “Tenang biar bos hadapin.
Eh kamu emangnya kenapa kalau saya
mengambil makanan ini.”
Ahmad : “Keterlaluan. Itu makanan kami,
seharusnya kalian tidak memakannya. Itu namanya kalian merampas hak orang lain.”
Mike : “Hey kita baru merampas
makana, kalian sudah bentak-bentak. Bagaimana dengan koruptor yang merampas hak
rakyat kecil dengan korupsi terus menerus. Kenapa kalian gak bentak-bentak aja
sekalian.”
Ahmad :
“Apa hubungannya dengan koruptor?”
Mike : “Yaa jelas ada, kami baru merampas
makanan kecil sudah dibentak-bentak atau
mungkin bisa sampai di penjara, padahal kami merampas pun karena lapar.
Sedangkan para koruptor yang sudah merampas uang rakyat di biarkan saja, bukannya
di penjara malah dikasih fasilitas buat ke luar negeri.”
Ahmad : “Sudahlah jangan banyak
bicara kamu, namanya maling tetap maling mau besar ataupun kecil jumlahnya.”
Sam :
“Hey kamu sudah berani sama bos saya.”
Ahmad : “Tidak ada yang kami takuti
selagi kita di jalan yang benar.”
Sam :
“Boss uda hajar saja.”
Mike :
“Ya sudah kalau kalian berani mari lawan kami.”
(perkelahian pun terjadi antara santri dengan
preman, namun preman kalah dan akhirnya santri pun pulang karena takut dicari
oleh guru mereka)
Sholeh :
“Ayoo pukul teruss.”
Yusuf :
“Rasain tu . Ini semua karena ulah kalian.”
Ahmad : “Sudah, jangan dilanjutkan kasihan mereka. Lebih baik
kita pulang dari pada kita nanti ketahuan guru, repot urusannya.”
Adam & idris : “Baiklah. Ayo kita pulang.”
(santri pun meninggalkan preman yang sudah
babak belur dan kesakitan, namun diawal kekalahannya para preman mempunyai
rencana yang lebih jahat. Mereka mendatangi seorang dukun karena ingin mendapat
kekuatan untuk mengalahkan para santri)
Sam :
“Bos bagaimana ini bos kita kalah.”
Buluk & cepot : “Iyaa bos sakit ni bos..”
Mike
: “Sama bos juga
sakit ni..”
Sam : “Bos harga diri kita
dimana masa kita kalah sama bocah-bocah itu, kita harus balas dendam bos.”
Mike :
“Terus bagaimana caranya?”
Sam :
“Kita pergi ke dukun saja bos.”
Mike :
“Ya sudah ayo.”
(kemudian itu, masuklah mbah dukun dengan
pakaian serba hitam dan nyentrik penuh dengan asesoris aneh di sekujur
tubuhnya, dan datanglah para preman sebagai pasiennya)
Mbah
dukun : “Hemm hemm arrg arrg (baca mantra mulut komat kamit).”
Sam : “Bos itu bos yang namanya
mbah tomcat dia dukun sakti bos.”
Mike :
“Beneran sakti?”
Sam : “Beneran bos, kita pasti
jadi kuat setelah diberi mantra olehnya dan kita bisa mengalahkan santri-santri
itu.”
Mike :
“Ya sudah, ayo kita mulai bertanya.”
Sam :
“Iya bos. Permisi mbah kami....!!”
Mbah tomcat : “Kalian adalah para preman lebay yang
baru saja di kalahkan oleh santri-santri kan?”
Mike :
“Kok mbah tahu.”
Sam :
“Tuh bos. sakti kan?”
Mbah :
“Hahahahaahahaha....”
Mike :
“Ya, mbah maksud kami kemari...”
Mbah : “Maksud kalian kemari untuk
meminta ramuan supaya bisa mengalahkan para santri itu. Iya kan?”
Mike :
“Benar mbah, saya mohon bantuannya.”
Mbah : “Tidak jadi masalah, bisa
saya atasi. Pakai ini.”
(si mbah
memakaikan kalung berisi cabe, bawang merah, bawang putih dll. Sebagai jimat
supaya kuat kepada para preman)
Mike
: “Apaan ini mbah
....?”
Mbah : “Sudah jangan banyak tanya
pakai saja dan sekarang datangi santri itu di jamin kalian pasti menang.”
Mike :
“Ya sudah terima kasih mbah.”
Mbah :
“ya.”
(kemudian masuklah pak kyai dan memanggil pak
Mahmud, pak Mahmud di panggil karena pak kyai tahu kalau beberapa santri ada
yang terlibat perkelahian dengan preman
dan akhirnya pak Mahmud pun memanggil para santri-santri tersebut, di saat santri
di beri pengarahan oleh pak Mahmud datanglah preman dengan mengenakan jimat
pemberian mbah tomcat)
Pak kyai :
“Pak Mahmud?”
Pak Mahmud :
“Iya pak kyai.”
Pak kyai : “Kemarin saya dapat info dari
warga bahwa beberapa santri ada yang terlibat perkelahian dengan preman. Apakah
itu benar?”
Pak Mahmud : “Apa? berkelahi..? mohon maaf pak kyai
tapi saya belum mengetahuinya”
Pak kyai : “Ya sudah kalau begitu tolong
kamu periksa anak-anak, jika benar ada yang terlibat tolong dibawa kemari.”
Pak Mahmud :
“Baik pak kyai saya akan memeriksanya.”
(pak mahmud turun, kemudian kembali lagi dengan
membawa para santri Ahmad dan kawan-kawannya menghadap ke pak kyai)
Pak Mahmud : “Permisi pak kyai, setelah saya periksa
ternyata merekalah yang kemarin terlibat perkelahian.”
Pak kyai : “Oohh benar kalian yang kemarin
terlibat perkelahian dengan para preman?”
Para santri :
“Bebe..benar pak kyai.”
Pak kyai :
“Mengapa kalian lakukan itu?”
Ahmad :
“Biar saya yang menjelaskan pak kyai.”
Pak kyai :
“Silahkan Ahmad, coba kamu jelaskan.”
Ahmad : “Kemarin idris dan adam
berniat untuk membeli makanan untuk lauk kita makan, tetapi saat di perjalanan
pulang. mereka di cegat oleh sekelompok orang kemudian saya dan teman yang lain
mendatanginya namun preman-preman itu berniat untuk menghajar kami terpaksa
kami melawan untuk menjaga diri.”
Pak kyai : “Oohh jadi begitu ceritanya,
seharusnya kalian lebih bisa untuk menahan emosi. Selesaikan secara baik-baik
itu kan lebih enak.”
Para santri :
“Iya pak kyai.”
(ketika pak kyai sedang memberi pengarahan
datanglah para preman dengan jimat dari pemberian mbah dukun ke dalam
pesantren, dan bertemu dengan para santri dan pak kyai)
Mike : “Heii kamu, sekarang aku
datang kemari untuk membalas dendam ku yang kemarin telah kalian permalukan.”
Sam :
“Iyaa benar, sini kalau berani lawan kami.”
Pak kyai :
“Ada apa ini...siapa kalian. Hmmmm bau apa ini?”
(pak kyai, para santri dan pak mahmud merasa
terganggu dengan bau bawang, jimat yang di pakai preman)
Ahmad
: “Pak kyai, mereka preman
yang kemarin berkelahi dengan kami
Mike : “Benarr,,,,,,
hahahahahaaaaaa. Kenapa kalian takut ya? Ini jimat kekuatan kami.”
Pak kyai : “Astagfirullah.... zaman sudah
modern seperti ini, kalian masih percaya dengan jimat seperti itu. Kami bukan
takut tapi kami terganggu oleh bau bawang yang kalian pakai.”
Mike : “Hahhaahahahaha iya yaa
bau juga, jadi kalian tidak takut.”
Ahmad : “Heyy kenapa kami harus takut,
itu kan bumbu dapur, kita biasa pegang itu di dapur hahahahahaha.”
Mike : “Ahhhh sam bagaimana ini
mereka tidak takut dengan jimat ini.”
Sam :
“Tidak tahu bos saya juga.”
Mike : “Ahh berarti kita sudah di
tipu sama dukun gadungan itu,,, bagaimana ini...”
Pak kyai :
“Apaa dukun ,,, astagfirullah kalian pergi ke dukun?
kalian tahu tidak,
pergi ke dukun dan mempercayainya sama saja kalian itu musrik dan menyekutukan
Allah swt.”
Mike :
“Kami tidak tahu pak kyai.”
Pak kyai : “Kita sebagai manusia makhluk
ciptaan Allah swt. Hanya pantas meminta kepadanya serta meyakini dan beriman
kepada Allah swt. Bukan pada dukun atau lainnya.”
Mike :
“Maafkan kami pak kyai kami benar-benar tidak tahu.”
Pak kyai :
“Kalian semua beragama islam?”
Preman :
“Iya pak kyai kami islam.”
Pak kyai : “Kalau kalian mengaku beragama
islam kewajiban kalian adalah belajar ilmu yang mempelajari hukum-hukum islam
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Mike
: “Maafkan kami pak
kyai.”
Pak kyai : “Jangan meminta maaf kepada
saya. Mohon ampun lah kepada allah swt.”
Mike :
“Bagaimana caranya pak kyai?”
Pak kyai : “Astagfirullah.. kalian memohon
ampun kepada allah dengan istigfar tidak melakukannya lagi dan kembali ke jalan
yang benar, yang di ridhoi oleh allah swt...”
Mike :
“Baiklah pak kyai ,kalau begitu bolehkah kami menuntut ilmu islam di pondok ini.”
Pak kyai : “Ohh tentu boleh, asalkan kalian
berniat untuk merubah diri kalian menjadi yang lebih baik lagi saya izinkan..”
Mike :
“Apakah tidak terlambat pak kyai?”
Pak kyai : “Dalam menuntut ilmu tidak ada
kata terlambat, asalkan kalian rajin tekun dan bersemangat dalam menjalaninya.”
Mike : “Baiklah pak kyai, kami
akan turuti semua peraturan yang ada disini
Pak kyai : Subhanallah... mungkin ini
sebuah hidayah untuk kalian semua ,jika kalian tidak terlibat perkelahian
dengan para santri mungkin kalian tidak akan sampai ke pondok ini.”
Mike :
“Hidayah, apa itu hidayah pak kyai?”
Pak kyai : “Hidayah adalah sebuah anugerah
atau petunjuk dari allah swt untuk umatnya.”
Mike : “Ngomong-ngomong soal
hidayah saya jadi teringat seorang pengemis yang waktu itu saya beri uang pak
kyai.”
Pak kyai :
“Apa pengemis? Ada apa dengan pengemis!!!”
Mike : “Waktu itu saya pernah
memberi uang kepada seorang pengemis dan pengemis itu berdoa agar saya dan
teman-teman saya bisa mendapatkan hidayah dari allah swt. Mungkin ini yang
dinamakan hidayah. Ternyata doa pengemis itu dikabulkan.”
Pak kyai : “Subhanallah...itu mungkin salah
satu hidayah yang kalian dapatkan dengan cara bersedekah.”
Mike :
“Ya mungkin begitu pak kyai.”
Pak kyai : “Maka dari itu, jika kalian
ingin mendapatkan hidayah. Perbanyaklah sedekah, karna diluar sana masih banyak
orang yang mengharapkan hidayah atau petunjuk dari allah. Tapi aliran soal
sedekah mereka masih ragu dan sungkan, bahkan soal zakat yang sudah menjadi
kewajiban pun mereka abaikan. Nauzubilahimindzalik, semoga kita tidak tergolong
orang-orang seperti itu ya..”
Semua pemain :
“Iya pak kyai..”
Dari naskah drama diatas, kita dapat
mengambil berbagai pelajaran dalam hidup kita, diantaranya sebagai sesama
manusia khususnya umat muslim dilarang untuk saling berkelahi dan merendahkan
orang lain, lalu kita juga harus saling memberi dan pelajaran yang terakhir
ialah kita sebagai umat muslim dilarang untuk menyekutukan ALLAH SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Noor,
Redyanto, dkk. 2004. Pengantar Pengkajian
Sastra. Semarang: Fasindo.
Rahmanto,
B P. Hariyanto. 1999. Cerita Rekaan dan
Drama: Modul Pembelajaran. Pekanbaru: Universitas Terbuka.
Yulieti,
Nunung. dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.
Goblok anjing bangsat
BalasHapusKirik asu bajingan lonte
BalasHapus