Jumat, 15 Mei 2015

PENULISAN NASKAH DRAMA




PENULISAN NASKAH DRAMA


A.           Pengertian Naskah Drama
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut Imam Suryono drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa Yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (Life Presented In Action). Menurut Ferdinand Brunetierre drama haruslah melahirkan kehendak denganaksi. Menurut Baltazhar Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor. (Noor, 2004: 12)
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan).

B.            Menulis Naskah Drama
Menulis  naskah drama  berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi ditulis  dengan  bentuk  baris  dan  bait.  Cerpen  dan  novel  ditulis  dengan  kalimat  yang membentuk  paragraf-paragraf  dengan  kutipan  langsung  atau  percakapan.  Sedangkan,  pada drama ditulis dengan dua bagian. Bagian pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk  pembanggungan, misalnya  ketentuan  gerak, mimik  para  pemain  drama  atau  situasi panggung. (Rahmanto, 1999: 23)
Perbedaan lain yang terdapat pada novel atau cerpen dengan drama ialah: umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Sedangkan Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

C.           Jenis –Jenis Drama
Jenis drama dapat dibedakan berdasarkan masanya dan kandungan isi cerita.

1.        Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:

a.         Drama Baru/Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera, dan film.  

b.         Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik, seperti  lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan).  (Rahmanto, 1999: 27)
2.        Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu:
a.          Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 
b.         Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 
c.           Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. 
d.         Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 
e.          Dagelan/Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 
f.          Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 
g.         Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 
h.         Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 
i.           Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius. 
j.           Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
(Rahmanto, 1999: 29)

D.      Unsur Intrinsik Drama
Saat menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu:

1.         Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.  

a.         Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.

b.        Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok. 

c.         Puncak
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga  menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran  ingin mengetahui  penyelesaiannya.

d.        Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan.  Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong  penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
2.         Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.

3.         Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memperhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antar tokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).

4.         Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku).

5.         Latar atau setting
Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.

6.         Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.

7.         Amanat 
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat.  Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral  yang bermanfaat  yang terdapat   dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan. (Rahmanto, 1999: 31-41)

E.       Langkah Menulis Naskah Drama

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menulis naskah drama diantaranya sebagai berikut.



1.      Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam  penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya  kehidupan, persahabatan, kesedihan dan kriteria tema  yang baik yaitu:

a.         Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.

b.        Tidak menyinggung/SARA
SARA adalah  kependekan dari suku, agama, ras, dan antar golongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antar golongan tertentu.

c.         Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema  sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.

2.         Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita akan mempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.

3.         Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu:
a.       Saat pertama kali belajar naik sepeda, 
b.      Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar, 
c.       Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit. 

Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa.  Satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar.  Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi  sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian  dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka  naskah yang  selanjutnya  disusun menjadi naskah drama satu babak.  Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu:
 
a.         Pendahuluan 
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas,  dan ringkas kepada para pembaca. 

b.        Puncak/Klimaks
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit.

c.         Penyelesaian 
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis. (Yulieti, 2005: 23-34)

Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah  naskah drama satu babak. 

F.       Contoh Naskah Drama Islami

SANTRI MACHO VS PREMAN LEBAY

Diceritakan pada suatu perkampungan disuatu daerah, terdapat sebuah pemukiman orang-orang yang belajar ilmu agama islam atau biasa disebut dengan pondok pesantren. Pondok pesantren itu bernama Al-hikmah.
Di dalam pondok pesantren tersebut terdapat ratusan santri dan santriwati yang sangat bersemangat, ulet, serta disiplin dalam mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru-guru. Suasananya pun sangat tenang, tentram, dan damai. Namun ketenangan tersebut sedikit terusik karna adanya gangguan dari preman-preman kampung yang slalu mengganggu para santri. Satu, dua kali para santri masih bisa sabar namun setelah sekian kalinya para santri pun melawan dengan cara mereka sendiri. Hingga akhirnya para preman pun kalah dan ketakutan. Dan diakhiri dengan para preman tersebut ikut serta menjadi santri di pondok pesantren tersebut.
Dipagi hari yang cerah para santri sedang berkumpul setelah melakukan sholat subuh berjamaah di masjid. Seperti biasa mereka bercakap-cakap sebelum memulai aktivitas.
Semua pemain : “Assalamualaikum wr.wb, ehhh penonton.....”
Ahmad                 : “Perkenalkan nama aku Ahmad.”
Adam                   : “Aku Adam.”
Idris                      : “Aku Idris.”
Sholeh                  : “Aku Sholeh.”
Yusuf                   : “Dan aku Yusuf.”
Semua pemain      : “Kami semua adalah SMG yaitu santri macho gitu loch.”
Ahmad                 : “Ohh ya teman-teman hari ini ada hafalan ya?”
Adam & idris       : “Iya a benar, hari ini ada hafalan.”
Sholeh                  : “Haduh gimana nih, aku belum sempat menghafal.”
Yusuf                   : “Sama aku juga. Semalam aku cuma menghafal 5 menit terus ketiduran.”
Ahmad                 : “Ahh kalian ini bagaimana sih, jadi santri kok males-malesan. Bagaimana bisa menjadi kyai.”
Ke 4 santri            : “Emangnya kamu udah hafal.?”
Ahmad                 : “Belum, hehehe.”
4 santri                 : “Haduhhh cape deh!!!!!!!!!!”
  Ahmad              : “Yasudah dari pada kita mengobrol tidak jelas seperti ini,   lebih baik kita menghafal yuuu.”
4 santri                 : “Ayooooooooooo.”
(santri-santri pun pergi untuk menghafal)
Pak kyai               : “Assalamualaikum wr.wb...”
Penonton, saya disini menjadi kyai. Amin ya penonton.”
Pak mahmud        : “Assalamualaikum wr.wb
Penonton saya jadi asisten pak kyai. Amin juga ya penonton.”
Pak kyai               : “Pak Mahmud?”
Pak mahmud        : “Iya pak kyai.”
Pak kyai               : “Bagaimana, apakah anak-anak sudah diberi hafalan.”
Pak mahmud        : “Sudah pak, kemarin sudah diberi hafalan dan hari ini    menyetornya.”
Pak kyai               : “Baiklah, tolong diberi sanksi bagi anak yang tidak menyetor hafalan ya pak.”
Pak mahmud        : “Siapp pak.”
Pak kyai               : “Terus gimana ada santri yang bermasalah tidak diminggu ini?”
Pak mahmud        : “Ada sih pak, tapi itu masih bisa saya atasi dan kendalikan.”
Pak kyai               : “Baiklah kalau begitu, teruskan tugas kamu. Saya titip anak-anak supaya bisa menjadi santri yang berilmu dan dapat mengamalkannya,  juga bermanfaat bagi orang banyak nantinya.”
Pak mahmud        : “Baik pak.”
Pak kyai               : “Baiklah, mari kita lihat para santri.”
(para preman masuk dengan jalan agak sempoyongan bukan karena mabok minuman melainkan mabok angkot di perjalanan, dan mereka semua membawa botol minyak kayu putih)
Mike                     : “Hadoh,  penonton ....... kenalin saya Mike, nama panjangnya Jatmiko...saya komandan disini....hahaha.”
Sam                      : “Penonton.....saya Sam, nama panjangnya Samiun...saya wakil komandan.”
Buluk                   : “Saya Buluk penonton. Saya anggota.”
Cepot                   : “Dan saya Cepot penonton. Saya juga anggota.”
Semua preman     : “Kami semua adalah IPLI ( Ikatan Preman Lebay Indonesia )”
Sam                      : “Boss....kita kan preman kok bawanya botol minyak kayu putih sih..” terus bos juga jalannya sempoyongan, memangnya mabok.”
Mike                     : “Pake banyak tanya lagi.”
Sam                      : “Boss mabok berarti..?”
Mike                     : “Iyaa ni boss mabok.”
Sam                      : “Mabok apa boss....?”
Mike                     : “Mabok angkot bulan jaya.....”
Sam                      : “Hhh kirain mabok apaan.. pantesan bawanya botol minyak kayu putih , mabok angkot ini....”
Mike                     : “Oke, sekarang boss mau tarik setoran dari kalian, mana setoran kalian hari ini.”
Sam                      : “Ni boss cuma dapet goceng.”
Mike                     : “Ahh goceng, tapi lumyan. Giliran kamu buluk.”
Buluk                   : “Ni boss cuma dapat Rp. 2000.”
Mike                     : “Yaelah cuma dapat Rp. 2000, yaudah gak apa-apa. Walaupun kecil kita harus bersyukur. Kamu cepot mana?”
Cepot                   : “Ini boss cuma dapat segini.”
Mike                     : “Apa ini? Gope!! mana duit gopenya bekas ngerok lagi, item kaya gini.”
Cepot                   : “Yahh boss katanya walaupun sedikit harus kita syukuri.”
Mike                     : “Iyaa juga sih, emangnya kamu malak siapa cuma dapat   gope?”
Cepot                   : “Malak anak TK boss..”
Mike                     : “Hahh pantes cuma dapat gope.  Yaudah besok-besok harus lebih besar lagi ya,  kalo setorannya segini mau makan apa kita.”
Sam                      : “Ya makan nasi bos, masa makan batako.”
Mike                     : “Ahh yaudah,  pokoknya besok harus dapat uang lebih banyak lagi. Ok!!”
3 preman              : “Haa boss....”
( ketika preman sedang mengobrol masuklah pengemis meminta-minta)
Pengemis              : “Pak minta pak minta...tolong sisihkan sebagian hartanya untuk makan saya dan keluarga saya.”
Sam                      : “Bos, bos ada pengemis ni gimana?”
Mike                     : “Suruh kesini, suruh menghadap bos.”
Sam                      : “Sono tuh ke bos mintanya.”
Pengemis              : “Pak minta pak.”
Mike                     : “Kenapa kamu jadi pengemis?”
Pengemis              : “Cari pekerjaan susah pak, terpaksa saya mengemis.”
Mike                     : “Ya sudah ini untuk kamu.”
Sam                      : “Bos kok di kasih semua,  terus kita makan apa bos.”
Mike                     : “Udah kamu diam, gampang nanti kita pasti dapat uang lagi. Lagian gak tiap hari kan pengemis ini datang, walaupun kita preman tapi kita harus menjadi preman yang baik hati, berbagi kepada sesama.”
Sam                      : “Ohh ya sudah bos.”
Pengemis              : “Terimakasih pak,  mudah-mudahan kamu dan teman-temanmu diberi hidayah oleh Allah swt dan di beri rizki yang berlimpah.”
Preman                 : “Amiiinn...”
Pengemis              : “Ya sudah saya pergi dulu, sekali lagi terima kasih ya.”
Mike                     : “Yaa sama-sama. Hati-hati di jalan pak.”
Sam                      : “Bos bagaimana ini, uang kita habis. Perut lapar lagi.”
Cepot & buluk     : “Yaa ni bos laparr....”
Mike                     : “Ya sudah nanti kalau ada yang lewat sini, kita bajak saja. Ok !!!”
3 preman              : “Ok bos...ok bos...”
(datanglah kedua santri yaitu, Adam dan Idris, sambil membawa sekantung makanan untuk para santri di pondok )
Idris                      : “Assalamualaikum.”
Mike                     : “Waalaikum salam.”
Idris                      : “Permisi bang numpang lewat.”
Mike                     : “Mau kemana emangnya?”
Adam                   : “Mau ke pondok bang..”
Mike                     : “Kamu bawa apa?”
Adam                   : “Bawa makanan bang untuk para santri di pondok.”
Sam                      : (sambil berbisik kepada Mike) “bos bos uda ambil aja makanannya kita lapar ni bos.”
Mike                     : “Tapi ini santri  masa mau dibajak nanti kita kualat.”
Sam                      : “Ahh si bos memangnya kenapa kalau santri, mereka sama saja manusia yang membedakan cuma pakaiannya saja bos.”
Mike                     : “Tapi kalau kita kualat gimana?”
Sam                      : “Ahh bos jangan percaya sama yang begituan, daripada kita nanti mati kelaparan bos. udah ambil aja.”
Mike                     : “Iyaa juga yaa... baiklah..”
Santri                    : “Baiklah kalau begitu bang kita permisi dulu yaa..”
Mike                     : “Ehh tunggu dulu, mau kemana buru-buru amat?”
Santri                    : “Mau ke pondok bang.”
Mike                     : “Kalian tau tidak ini daerah kekuasaan kami. Jadi barang siapa yang lewat sini harus wajib, kudu membayar pajak.”
Adam                   : “Hah pajak, pajak apa bang?”
Mike                     : “Itu makanan bawa sini buat kami, kami lapar.”
Adam                   : “Jangan bang ini untuk makan teman-teman saya.”
Sam                      : “Ahh sudah sini ( merampas makanan milik santri  ) ni bos   dapet.”
Mike                     : “Bagus.... ayo kita makan, dan kalian pergi sana.”
Adam                   : “Kalian tega makanan kami kalian curi nanti kita bilang sama teman-teman kami yang lain.”
Idris                      : “Iya benar nanti kita bilang, biar nanti kalian dihajar.”
Sam                      : “Udah jangan banyak omong pergi saja sana.”
(santri pun pulang, dan melapor pada teman – teman yang lain. Sedangkan preman  memakan makanan hasil rampasan dari santri. Sedang asyik para preman menyantap makanan, datanglah para santri membawa teman-teman yang lain)
Ahmad                 : “Hey kamu, maksud kamu apa mencuri makanan kami.”
Sholeh                  : “Benar maksud kalian apa?”
Sam                      : “Bos bos temannya datang bos.”
Mike                     : “Tenang biar bos hadapin. Eh kamu emangnya kenapa kalau saya  mengambil makanan ini.”
Ahmad                 : “Keterlaluan. Itu makanan kami, seharusnya kalian tidak memakannya. Itu namanya kalian merampas hak orang lain.”
Mike                     : “Hey kita baru merampas makana, kalian sudah bentak-bentak. Bagaimana dengan koruptor yang merampas hak rakyat kecil dengan korupsi terus menerus. Kenapa kalian gak bentak-bentak aja sekalian.”
Ahmad                 : “Apa hubungannya dengan koruptor?”
Mike                     : “Yaa jelas ada, kami baru merampas makanan kecil sudah dibentak-bentak  atau mungkin bisa sampai di penjara, padahal kami merampas pun karena lapar. Sedangkan para koruptor yang sudah merampas uang rakyat di biarkan saja, bukannya di penjara malah dikasih fasilitas buat ke luar negeri.”
Ahmad                 : “Sudahlah jangan banyak bicara kamu, namanya maling tetap maling mau besar ataupun kecil jumlahnya.”
Sam                      : “Hey kamu sudah berani sama bos saya.”
Ahmad                 : “Tidak ada yang kami takuti selagi kita di jalan yang benar.”
Sam                      : “Boss uda hajar saja.”
Mike                     : “Ya sudah kalau kalian berani mari lawan kami.”
(perkelahian pun terjadi antara santri dengan preman, namun preman kalah dan akhirnya santri pun pulang karena takut dicari oleh guru mereka)
Sholeh                  : “Ayoo pukul teruss.”
Yusuf                   : “Rasain tu . Ini semua karena ulah kalian.”
Ahmad                 : “Sudah,  jangan dilanjutkan kasihan mereka. Lebih baik kita pulang dari pada kita nanti ketahuan guru, repot urusannya.”
Adam & idris       : “Baiklah. Ayo kita pulang.” 
(santri pun meninggalkan preman yang sudah babak belur dan kesakitan, namun diawal kekalahannya para preman mempunyai rencana yang lebih jahat. Mereka mendatangi seorang dukun karena ingin mendapat kekuatan untuk mengalahkan para santri)
Sam                      : “Bos bagaimana ini bos kita kalah.”
Buluk & cepot      : “Iyaa bos sakit ni bos..”
Mike                     : “Sama bos juga sakit ni..”
Sam                      : “Bos harga diri kita dimana masa kita kalah sama bocah-bocah itu, kita harus balas dendam bos.”
Mike                     : “Terus bagaimana caranya?”
Sam                      : “Kita pergi ke dukun saja bos.”
Mike                     : “Ya sudah ayo.”
(kemudian itu, masuklah mbah dukun dengan pakaian serba hitam dan nyentrik penuh dengan asesoris aneh di sekujur tubuhnya, dan datanglah para preman sebagai pasiennya)
Mbah dukun        : “Hemm hemm arrg arrg  (baca mantra mulut komat kamit).”
Sam                      : “Bos itu bos yang namanya mbah tomcat dia dukun sakti bos.”
Mike                     : “Beneran sakti?”
Sam                      : “Beneran bos, kita pasti jadi kuat setelah diberi mantra olehnya dan kita bisa mengalahkan santri-santri itu.”
Mike                     : “Ya sudah, ayo kita mulai bertanya.”
Sam                      : “Iya bos. Permisi mbah kami....!!”
Mbah tomcat        : “Kalian adalah para preman lebay yang baru saja di kalahkan oleh santri-santri kan?”
Mike                     : “Kok mbah tahu.”
Sam                      : “Tuh bos. sakti kan?”
Mbah                    : “Hahahahaahahaha....”
Mike                     : “Ya, mbah maksud kami kemari...”
Mbah                    : “Maksud kalian kemari untuk meminta ramuan supaya bisa mengalahkan para santri itu. Iya kan?”
Mike                     : “Benar mbah, saya mohon bantuannya.”
Mbah                    : “Tidak jadi masalah, bisa saya atasi. Pakai ini.”
 (si mbah memakaikan kalung berisi cabe, bawang merah, bawang putih dll. Sebagai jimat supaya kuat kepada para preman)
Mike                     : “Apaan ini mbah ....?”
Mbah                    : “Sudah jangan banyak tanya pakai saja dan sekarang datangi santri itu di jamin kalian pasti menang.”
Mike                     : “Ya sudah terima kasih mbah.”
Mbah                    : “ya.”
(kemudian masuklah pak kyai dan memanggil pak Mahmud, pak Mahmud di panggil karena pak kyai tahu kalau beberapa santri ada yang terlibat perkelahian  dengan preman dan akhirnya pak Mahmud pun memanggil para santri-santri tersebut, di saat santri di beri pengarahan oleh pak Mahmud datanglah preman dengan mengenakan jimat pemberian mbah tomcat)
Pak kyai               : “Pak Mahmud?”
Pak Mahmud        : “Iya pak kyai.”
Pak kyai               : “Kemarin saya dapat info dari warga bahwa beberapa santri ada yang terlibat perkelahian dengan preman. Apakah itu benar?”
Pak Mahmud        : “Apa? berkelahi..? mohon maaf pak kyai tapi saya belum mengetahuinya”
Pak kyai               : “Ya sudah kalau begitu tolong kamu periksa anak-anak, jika benar ada yang terlibat tolong dibawa kemari.”
Pak Mahmud        : “Baik pak kyai saya akan memeriksanya.”
(pak mahmud turun, kemudian kembali lagi dengan membawa para santri Ahmad dan kawan-kawannya menghadap ke pak kyai)
Pak Mahmud        : “Permisi pak kyai, setelah saya periksa ternyata merekalah yang kemarin terlibat perkelahian.”
Pak kyai               : “Oohh benar kalian yang kemarin terlibat perkelahian dengan para preman?”
Para santri            : “Bebe..benar pak kyai.”
Pak kyai               : “Mengapa kalian lakukan itu?”
Ahmad                 : “Biar saya yang menjelaskan pak kyai.”
Pak kyai               : “Silahkan Ahmad, coba kamu jelaskan.”
Ahmad                 : “Kemarin idris dan adam berniat untuk membeli makanan untuk lauk kita makan, tetapi saat di perjalanan pulang. mereka di cegat oleh sekelompok orang kemudian saya dan teman yang lain mendatanginya namun preman-preman itu berniat untuk menghajar kami terpaksa kami melawan untuk menjaga diri.”
Pak kyai               : “Oohh jadi begitu ceritanya, seharusnya kalian lebih bisa untuk menahan emosi. Selesaikan secara baik-baik itu kan lebih enak.”
Para santri            : “Iya pak kyai.”
(ketika pak kyai sedang memberi pengarahan datanglah para preman dengan jimat dari pemberian mbah dukun ke dalam pesantren, dan bertemu dengan para santri dan pak kyai)
Mike                     : “Heii kamu, sekarang aku datang kemari untuk membalas dendam ku yang kemarin telah kalian permalukan.”
Sam                      : “Iyaa benar, sini kalau berani lawan kami.”
Pak kyai               : “Ada apa ini...siapa kalian. Hmmmm bau apa ini?”
(pak kyai, para santri dan pak mahmud merasa terganggu dengan bau bawang, jimat yang di pakai preman)
Ahmad                 : “Pak kyai, mereka preman yang kemarin berkelahi dengan kami
Mike                     : “Benarr,,,,,, hahahahahaaaaaa. Kenapa kalian takut ya? Ini jimat kekuatan kami.”
Pak kyai               : “Astagfirullah.... zaman sudah modern seperti ini, kalian masih percaya dengan jimat seperti itu. Kami bukan takut tapi kami terganggu oleh bau bawang yang kalian pakai.”
Mike                     : “Hahhaahahahaha iya yaa bau juga, jadi kalian tidak takut.”
Ahmad                 : “Heyy kenapa kami harus takut, itu kan bumbu dapur, kita biasa pegang itu di dapur hahahahahaha.”
Mike                     : “Ahhhh sam bagaimana ini mereka tidak takut dengan jimat ini.”
Sam                      : “Tidak tahu bos saya juga.”
Mike                     : “Ahh berarti kita sudah di tipu sama dukun gadungan itu,,, bagaimana ini...”
Pak kyai               : “Apaa dukun ,,, astagfirullah kalian pergi ke dukun?
                             kalian tahu tidak, pergi ke dukun dan mempercayainya sama saja kalian itu musrik dan menyekutukan Allah swt.”
Mike                     : “Kami tidak tahu pak kyai.”
Pak kyai               : “Kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah swt. Hanya pantas meminta kepadanya serta meyakini dan beriman kepada Allah swt. Bukan pada dukun atau lainnya.”
Mike                     : “Maafkan kami pak kyai kami benar-benar tidak tahu.”
Pak kyai               : “Kalian semua beragama islam?”
Preman                 : “Iya pak kyai kami islam.”
Pak kyai               : “Kalau kalian mengaku beragama islam kewajiban kalian adalah belajar ilmu yang mempelajari hukum-hukum islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Mike                     : “Maafkan kami pak kyai.”
Pak kyai               : “Jangan meminta maaf kepada saya. Mohon ampun lah kepada allah swt.”
Mike                     : “Bagaimana caranya pak kyai?”
Pak kyai               : “Astagfirullah.. kalian memohon ampun kepada allah dengan istigfar tidak melakukannya lagi dan kembali ke jalan yang benar, yang di ridhoi oleh allah swt...”
Mike                     : “Baiklah pak kyai ,kalau begitu bolehkah kami menuntut ilmu islam di pondok ini.”
Pak kyai               : “Ohh tentu boleh, asalkan kalian berniat untuk merubah diri kalian menjadi yang lebih baik lagi saya izinkan..”
Mike                     : “Apakah tidak terlambat pak kyai?”
Pak kyai               : “Dalam menuntut ilmu tidak ada kata terlambat, asalkan kalian rajin tekun dan bersemangat dalam menjalaninya.”
Mike                     : “Baiklah pak kyai, kami akan turuti semua peraturan yang ada disini
Pak kyai               : Subhanallah... mungkin ini sebuah hidayah untuk kalian semua ,jika kalian tidak terlibat perkelahian dengan para santri mungkin kalian tidak akan sampai ke pondok ini.”
Mike                     : “Hidayah, apa itu hidayah pak kyai?”
Pak kyai               : “Hidayah adalah sebuah anugerah atau petunjuk dari allah swt untuk umatnya.”
Mike                     : “Ngomong-ngomong soal hidayah saya jadi teringat seorang pengemis yang waktu itu saya beri uang pak kyai.”
Pak kyai               : “Apa pengemis? Ada apa dengan pengemis!!!”
Mike                     : “Waktu itu saya pernah memberi uang kepada seorang pengemis dan pengemis itu berdoa agar saya dan teman-teman saya bisa mendapatkan hidayah dari allah swt. Mungkin ini yang dinamakan hidayah. Ternyata doa pengemis itu dikabulkan.”
Pak kyai               : “Subhanallah...itu mungkin salah satu hidayah yang kalian dapatkan dengan cara bersedekah.”
Mike                     : “Ya mungkin begitu pak kyai.”
Pak kyai               : “Maka dari itu, jika kalian ingin mendapatkan hidayah. Perbanyaklah sedekah, karna diluar sana masih banyak orang yang mengharapkan hidayah atau petunjuk dari allah. Tapi aliran soal sedekah mereka masih ragu dan sungkan, bahkan soal zakat yang sudah menjadi kewajiban pun mereka abaikan. Nauzubilahimindzalik, semoga kita tidak tergolong orang-orang seperti itu ya..”
Semua pemain      : “Iya pak kyai..”
(Kece, http://pesantrencommunity.blogspot.com/, diakses 14 Maret 2015)

Dari naskah drama diatas, kita dapat mengambil berbagai pelajaran dalam hidup kita, diantaranya sebagai sesama manusia khususnya umat muslim dilarang untuk saling berkelahi dan merendahkan orang lain, lalu kita juga harus saling memberi dan pelajaran yang terakhir ialah kita sebagai umat muslim dilarang untuk menyekutukan ALLAH SWT.



DAFTAR PUSTAKA
Noor, Redyanto, dkk. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.
Rahmanto, B P. Hariyanto. 1999. Cerita Rekaan dan Drama: Modul Pembelajaran. Pekanbaru: Universitas Terbuka.
Yulieti, Nunung. dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.


2 komentar: