A. ARTI
KESETIMBANGAN
Kesetimbangan
Kimia itu bersifat dinamis, apakah maksudnya?
1.
Reaksi Dapat Balik dan Tidak Dapat Balik (Dinamis)
Dalam
peristiwa Kimia, kebanyakan reaksi-reaksi yang terjadi tidak dapat balik
(irreversible) seperti peristiwa pembakaran, pembusukan, dan perkaratan.Kayu
dibakar menjadi arang dan arang tidak mungkin lagi dapat balik menjadi kayu.
Sampah dari bahan-bahan organic seperti daun-daunan, setelah membusuk tidak
mungkin secara spontan akan kembali menjadi sampah daun. Begitu juga logam yang
sudah berkarat (terkorosi) tak akan berubah menjadi logamnya tanpa
proses-proses tertentu, yang mana proses proses itu tidak terjadi secara
spontan. Contoh-contoh reaksi kimia yang disebutkan di atas adalah reaksi irreversible
(reaksi tidak dapat balik).
Contoh:
Di
lain pihak, juga banyak kita jumpai reaksi yang dapat balik (reversible),
artinya zat-zat yang sudah bereaksi membentuk zat hasil, zat hasil itu dapat
bereaksi kembali membentuk zat pereaksi dan terjadinya secara spontan.
Contoh:
Dalam industri Amonia
(NH3) yang bahan dasarnya gas N2 dan H2
terjadi reaksi sebagai berikut.
NH3 yang terbentuk akan terurai kembali
menghasilkan gas N2 dan gas
H2,
bila ditulis:
sehingga bila ke-2
reaksi di atas ditulis, akan menjadi :
Ciri-ciri kesetimbangan dinamis adalah:
1. Reaksi berlangsung terus-menerus
dengan arah yang berlawanan.
2. Terjadi pada ruang tertutup, suhu,
dan tekanan tetap.
3. Kecepatan reaksi ke arah produk
(hasil reaksi) sama dengan kecepatan reaksi ke arah reaktan (zat-zat pereaksi).
4. Tidak terjadi perubahan makroskopis,
yaitu perubahan yang dapat dilihat, tetapi terjadi perubahan mikroskopis, yaitu
perubahan tingkat partikel (tidak dapat dilihat).
5. Setiap komponen tetap ada.
B. KEADAAN
KESETIMBANGAN
Reaksi yang dapat berlangsung dalam
dua arah disebut reaksi dapat balik (reversibel). Apabila dalam suatu reaksi
kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri, maka
reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum, reaksi kesetimbangan
dapat dinyatakan sebagai:
A + B ←⎯⎯⎯⎯→ C + D
Ada dua macam sistem kesetimbangan, yaitu kesetimbangan
dalam sistem
homogen dan kesetimbangan dalam sistem heterogen.
homogen dan kesetimbangan dalam sistem heterogen.
1.
Kesetimbangan dalam Sistem Homogen
a. Kesetimbangan dalam sistem gas–gas
Contoh:
2SO2(g) + O2(g) ←⎯⎯⎯⎯→ 2 SO3(g)
2SO2(g) + O2(g) ←⎯⎯⎯⎯→ 2 SO3(g)
b. Kesetimbangan dalam sistem
larutan–larutan
Contoh:
NH4OH(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ NH4+(aq) + OH–(aq)
NH4OH(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ NH4+(aq) + OH–(aq)
2. Kesetimbangan
dalam Sistem Heterogen
a.
Kesetimbangan dalam sistem padat–gas
Contoh:
CaCO3(s) ←⎯⎯⎯⎯→ CaO(s) + CO2(g)
CaCO3(s) ←⎯⎯⎯⎯→ CaO(s) + CO2(g)
b. Kesetimbangan dalam sistem
padat–larutan
Contoh:
BaSO4(s) ←⎯⎯⎯⎯→ Ba2+(aq) + SO42–(aq)
BaSO4(s) ←⎯⎯⎯⎯→ Ba2+(aq) + SO42–(aq)
c. Kesetimbangan dalam sistem
larutan–padat–gas
Contoh:
Ca(HCO3)2(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Ca(HCO3)2(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
C. KESETIMBANGAN HETEROGEN
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan
zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda
(dua fasa atau lebih).
Contoh:
1.
Pergeseran
Kesetimbangan
Hubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan kimia dengan aksi
atau pengaruh yang di berikan dari luar di rumuskan oleh Hendri Louis Le
Chatelier, hubungan tersebut di kenal dengan asas le chatelier yaitu
apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung di lakukan suatu aksi
,maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat
diperkecil.
Faktor-Faktor
Yang Dapat Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia Pada Reaksi Heterogen :
a. Perubahan konsentrasi
Jika ke dalam kesetimbangan,konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar,maka
kesetimbangan akan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil
bertambah sebaliknya, jika konsentrasi pereaksi di kurangi atau diperkecil,maka
kesetimbangan bergeser ke kiri(pereaksi)sehingga konsentrasi pereaksi
bertambah.
Pada sistem kesetimbangan heterogen di dalam larutan,konsentrasi zat cair
adalah tetap. Dengan demikian,perubahan konsentrasi zat padat dan zat
cair dalam sistem kesetimbangan tidak berpengaruh terhadap pergeseran
kesetimbangan.
Contoh:
Kesetimbangan
hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat A+ dan B-,pada sistem kesetimbangan
heterogen yang menyangkut fase gas, sistem kesetimbangan hanya di pengaruhi
oleh perubahan konsentrasi komponen yang berwujud gas.Komponen yang berwujud
padat dan cair, konsentrasinya adalah tetap.
Contoh:
Kesetimbangan
reaksi di atas hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat B.
b. Perubahan tekanan / volume
Hukum Boyle : Jika dalam sistem kesetimbangan volume
ruang di perbesar (atau tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke
pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar,sebaliknya dalam jika sistem
kesetimbangan volume ruang di perkecil (atau tekanan diperbesar), maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih
kecil.
Pada sistem kesetimbangan heterogen pengaruh perubahan
volume dan tekanan pada pergeseran kesetimbangan tidak di pengaruhi oleh
zat padat dan zat cair,tetapi hanya di pengaruhi oleh komponen yang berwujud
gas.
c. Perubahan temperatur
Van’t Hoff : Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di naikkan
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhka
kalor(endoterm).Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di
turunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mengeluarkan kalor
(eksoterm).
Pada
sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh suhu sama dengan pada sistem
kesetimbangan homogen.Wujud zat tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu.
Contoh:
Reaksi 1 adalah
eksoterm, yaitu zat A dan B membebaskan kalor untuk membuat zat C dan D, reaksi
2 adalah endoterm yaitu zat C dan D menyerap kalor untuk membuat zat A dan B.
2.
Tetapan
Kesetimbangan
a. Hukum Kesetimbangan
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum
kesetimbangan (Hukum Guldberg dan Waage) yang menyatakan sebagai berikut:
Dalam
keadaan setimbang pada suhu tertentu,hasil kali konsentrasi hasil reaksi di
bagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan,yang
masing-masing di pangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.
Hasil bagi tersebut
disebut tetapan kesetimbangan kimia (K)
b. Penetapan Harga Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan Konsentrasi
Tetapan
kesetimbangan pada sistem heterogen dapat di bedakanmenjadi :
·
Pada
kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa larutan, tetapan kesetimbangan
hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa larutan(aq) sedangkan
komponen-komponen yang berfasa padat atau cair dianggap tetap.
Contoh:
Kc =( H+)2
/ [Cu2+]
·
Pada Kesetimbangan Heterogen yang Menyangkut Fasa Gas, ketetapan
kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa
gas,komponen-komponen yang berfase padat dan cair dianggap tetap.
Contoh:
Kc=[CO]2
/ [CO]
·
Tetapan Kesetimbangan Berdasar Tekanan Persial (Kp)
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi gas dapat di nyatakan
dengan tekanan persial.Tekanan persial adalah tekanan bagian tiap-tiap gas
,tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan persial (Kp) adalah hasil kali
tekanan persial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan persial
gas-gas pereaksi setelah masing –masing di pangkatkan dengan koefisiennya.
Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dalam kesetimbangan
heterogen ditentukan oleh zat yang berfase gas dan larutan,sedangkan tetapan
kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kp) dalam kesetimbangan heterogen hanya
ditentukan oleh zat yang berfase gas saja.
Contoh:
1.
CaCO3(s)
CaO (s) + CO2(g)
Kc=[CO2]
Kp=PCO2
2.
BiCl3(aq) + H2O(l)
BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Kc= - (tidak
ada fase gas)
Kc=[HCl]2/[BiCl3]
BiOCl(s) dan H2O(l)
tidak disertakan dalam persamaan Kc dan Kp.
Hubungan Kp dan
Kc
Hubungan antara
harga Kp dan Kc dapat di nyatakan sebagai berikut:
Kp = Kc. (RT)∆n
Dimana:
R =
0,082 L.atm.K-1.mol-1
T =
Suhu mutlak kelvin (tºC + 273)K
∆n = Jumlah
koefisien gas produk (kanan)- jumlah koefisien gas rekatan(kiri)
D. KESETIMBANGAN DISSOSIASI DAN DERAJAT
DISSOSIASI
Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi
beberapa zat lain yang lebih sederhana dan peristiwa penguraian merupakan
reaksi kesetimbangan.
Derajat
disosiasi (α) adalah perbandingan jumlah mol yang berdisosiasi dengan jumlah
mol zat mula-mula sebelum disosiasi, secara sistematis dapat di rumuskan :
( α ) = ∑ mol zat yang berdisosiasi
∑ mol zat mula-mula
Harga α
berkisar antara 0 sampai dengan 1.Dengan demikian ,kesetimbangan disosiasi akan
terjadi jika α memiliki harga 0< α <1, jika α=0 berarti zat belum
berdisosiasi, α=0,5 berarti zat berdisosiasi separuh dari jumlah zat
mula-mula,dan α=1 berarti zat berdisosiasi sempurna.Contoh :
Contoh :
Suatu reaksi kesetimbangan :
N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g). Jika N2O4 dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu tertentu, dan ternyata dalam keadaan ini jumlah mol N2O4sama dengan jumlah mol NO2. Tentukan derajat disosiasi N2O4 tersebut.
Pembahasan :
Suatu reaksi kesetimbangan :
N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g). Jika N2O4 dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu tertentu, dan ternyata dalam keadaan ini jumlah mol N2O4sama dengan jumlah mol NO2. Tentukan derajat disosiasi N2O4 tersebut.
Pembahasan :
Reaksi kesetimbangan:
N2O (g) 2NO2 (g).
Awal : 3a -
Reaksi : a 2a
Setimbang : 2a 2a
N2O (g) 2NO2 (g).
Awal : 3a -
Reaksi : a 2a
Setimbang : 2a 2a
Contoh Soal :
Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan
N2O4(g) 2NO2(g)
banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?
Jawab:
Misalkan N2O4 mula-mula adalah a mol
Pada keadaan setimbang:
mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
a) = 2a aa (1 -
a = 2 a1 -
= 1/3a
Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan
N2O4(g) 2NO2(g)
banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?
Jawab:
Misalkan N2O4 mula-mula adalah a mol
Pada keadaan setimbang:
mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
a) = 2a aa (1 -
a = 2 a1 -
= 1/3a
E.
PRINSIP ATAU AZAS LE CHATELIER
Pada tahun 1884,Henri Louis Le
Chatelier berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar terhadap
kesetimbangan dalam suatu asas yang dikenal dengan asas Le
Chatelier sebagai berikut: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan
aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu menjadi sekecil-kecilnya. Secara singkat,asas Le
Chatelier dapat disimpulkan sebagai berikut: Reaksi = -Aksi.
a. Pengaruh Konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan
homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika
konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke
pihak zat tersebut.
Tabel .
Pengaruh Konsentrasi Terhadap kesetimbangan
No
|
Aksi
|
Reaksi
|
Cara
Sistem Bereaksi
|
1
|
Menambah
konsentrasi perekasi
|
Mengurangi
konsentrasi perekasi
|
Bergeser
ke kanan
|
2
|
Mengurangi
konsentrasi perekasi
|
Menambah
konsentrasi perekasi
|
Bergeser
ke kiri
|
3
|
Memperbesar
konsentrasi produk
|
Mengurangi
konsentrasi produk
|
Bergeser
ke kiri
|
4
|
Mengurangi
konsentrasi produk
|
Memperbesar
konsentrasi produk
|
Bergeser
ke kanan
|
5
|
Mengurangi
konsentrasi total
|
Memperbesar
konsentrasi total
|
Bergeser
ke arah yang jumlah molekul terbesar
|
Contoh
: 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)
- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan
gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi
gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
b. Pengaruh Tekanan
- Penambahan tekanan dengan cara memperkecil
volum akan memperbesar konsentrasi semua komponen. Maka sistem akan
bereaksi dengan mengurangi tekanan. Untuk mengurangi tekanan maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
- Jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar
volum,maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara
menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser kerah yang jumlah
koefisiennya lebih besar
- Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah
koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka
perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Contoh : N2(g)+3H2(g)
↔ 2NH3(g)
Koefisien
reaksi di kanan = 2Koefisien reaksi di kiri = 4c. Pengaruh Volume.
- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan
diperbesar (=volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke
kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan
diperkecil (=volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
c. Pengaruh Suhu
- Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan,
maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke
arah reaksi endoterm).
- Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan,
maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke
arah reaksi eksoterm).
Contoh: 2NO(g) + O2(g) ↔
2NO2(g) ; ¨H = -216 kJ
Jika suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri.Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan.e. Pengaruh
KatalisatorPenggunaan Katalisator akan mempercepat tercapainya keadaan
setimbang.Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat
tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan
kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator
mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
d. Pengaruh katalis
Katalis
adalah suatu zat yang ditambahkan dalam sistem untuk mempercepat reaksi.
Jikareaksinya adalah reaksi reversible, maka penambahan katalis akan
mempercepat laju reaksimaju (ke kanan) maupun laju reaksi balik (ke kiri).
Sehingga penambahan katalis tidak akanmenggeser kesetimbangan, tetapi dapat
mempercepat terjadinya keadaan kesetimbangan.
F.
KESETIMBANGAN
KIMIA DALAM INDUSTRI
Konsep reaksi kesetimbangan banyak di terapkan dalam
bidang industri. Beberapa industri yang menerapkan konsep reaksi kesetimbangan
adalah industri amonia, asam sulfat, dan asam nitrat.
1. Industri amonia (NH3)
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna
dengan bau menyengat dan sangat mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya di
gunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan
plastik serta bahan-bahan kimia lainnya. Selain itu,amonia juga di gunakan
sebagai pelarut.
Amonia dapat di buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2)
Dengan gas hidrogen (H2) melalui proses reaksi eksoteren yang dapat
membentuk kesetimbagan sebagai berikut:
N2(g)+3H2(g) ⇋ 2NH3(g) ΔH= -92,2 Kj
Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N2
Yang Diperoleh melalui udara dan gas H2 yang di peroleh dari
reaksi antara gas metana dan air. Campuran gas N2 dan H2
dengan perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di
alirkan melaui pompa bertekanan tinggi(250 atm) kedalam tabung pemurnian gas.
Dalam tabung inilah kemudian di peroleh gas N2 dan H2 murni yang di alirkan kedalam reaktor
katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm,
sehingga untuk menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut
harus di lakukan pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi
berlangsung rendah. Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka reaksidalam
pembuatan amonia di lakukan pada suhu tinggi (500oC) dan tekanan
yang tinggi (200-400 atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi
pembuatan amonia dapat berlangsung cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam
jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).
Dapat di
simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia, suhu yang
tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan tekanan yang
tinggi berfungsi untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi( dalam hal
iniamonia)
2. Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)
Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq)
yang dapat digunkan sebagai bahan
dasar pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan elektrolit dalam
aki.
Berikut ini
merupakan tahap-tahap membuat H2SO4(aq)
.
a. Tahap 1
Molekul S yang berwujud padat di bakar di udara untuk membentuk gas SO2.
reaksinya sebagai berikut.
S (s) + O2
(g) ⇋SO2 (g)
b. Tahap 2
Gas tersebut dibersihkan dari pengotor dengan cara partikulat. Campuaran antara gas SO2 dan udara di panaskan hingga suhu 450oC.dan
tekanan 101,3-202,6 kPa dengan di tambahkan katalis V2O5untuk
menghasilkan SO3. SO3 yang
diperoleh sebanyak 98 % dengan kecepatan
reaksi maksimal. Reaksi sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) ⇋2S03(g)
c. Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7,
lebih di kenal denagn nama “ oleum”. Reaksinya sebagai berikut.
d. Tahap 4
Setelah
tahap 3, H2O di tambahkan ke dalam H2S2O7
supaya di hasilkan H2SO4.reaksinya
sebagai berikut.
Tahapan
penting dalam proses pembuatan H2SO4 ialah tahap 2. pada tahap 2 terjadi
reaksi kesetimbangan dan reaksi itu
berlangsung secara eksoteren (reaksi melepaskan kalor) menurut asas Le
Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini
terjadi karena reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih sedikit. Jadi jika
tekanan di perbesar, jumlah gas SO3 semakin banyak karena reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
3.
Pembuatan HNO3
(Asam Nitrat)
Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting
yang digunakan sebagai bahan baku untuk peledak. Bahan peledak yang memakai
bahan baku HNO3 dapat menimbulkan ledakan dahsyat. Contoh bahan
peledak yang menggunakan HNO3, yaitu TNT.
Proses
Ostwald merupakan cara yang tepat untuk membuat HNO3. Proses Ostwald
dikenalkan pertama kali oleh Wilhelm
Ostwald, seorang ahli kimia dari Jerman. Wilhelm Ostwald menemukan proses pembuatan HNO3 yang
efektif saat Perang Dunia I berlangsung.
Ada 2 metode yang digunakan dalam pembuatan HNO3.
metode pertama yang memiliki 2 tahap yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini
akan menghasilkan NHO3 encer. Metode kedua merupakan kombinasi dari
dehidrasi, bleaching, kondensasi dan
absorpsi. Metode yang kedua akan menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat
daripada HNO3 yang dihasilkan dari metode pertama.
Yang akan kami jelaskan disini adalah tentang cara
pembuatan dari metode pertama.
a.
Oksidasi NH3
Senyawa NH3 berwujud gas dibakar di udara
dengan perbandingan 1: 9 (NH3 : O2) pada suhu 748,8 –
798,8oC yang dialirkan melalui katalisator. Katalis yang digunakan
terdiri atas 90 % Pt dan 10% Rh. Reaksinya sebagai berikut.
4NH3 (g) + 5O2 (g) ⇋4NO (g) + 6H2O
(g)
Reaksi oksidasi
NH3 menjadi NO merupakan reaksi eksoterm dengan produk yang
diperoleh sebesar 93 % - 98 %.
b. Oksidasi Nitrogen Oksida
Senyawa NO yang terbentuk harus dioksidasi dengan
mengalirkannya melalui kondensator (pendingin) hingga suhunya mencapai 37,78oC.
Senyawa NO bereaksi dengan O2
membentuk NO2 , reaksinya sebagai berikut :
2NO (g) + O2 (g) ⇋ 2NO2 (g)
Reaksi ini
tergantung pada suhu dan tekanan yang diberikan.
c. Absorpsi
Tahap
terakhir adalah absorpsi, NO2 diabsorpsi setelah didinginka.Gas tersebut
dipompakan masuk ke kolom absorpsi bersamaan dengan cairan N2O4
yang ditambahkan pada suhu tinggi. Selama proses, air dialirkan melalui atas
kolom. Kedua cairan tersebut dialirkan kedalam gas NO2. reaksi ini
merupakan reaksi eksoterm karena pada kolom absorpsi timbul gelembung-gelembung
gas. Reaksinya sebagaiberikut:
Gas NO
yang terbentuk lalu dioksidasi kembali supaya membentuk gas NO2.
banyaknya HNO3 yang terbentuk adalah 55 % sampai 65 % dengan
konsentrasi bervariasi dari 30 % sampai 70 %.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Ciri-ciri
kesetimbangan dinamis adalah reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang
berlawanan, terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap. Kecepatan
reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan kecepatan reaksi ke arah
reaktan (zat-zat pereaksi), tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu
perubahan yang dapat dilihat, tetapi terjadi perubahan mikroskopis, yaitu
perubahan tingkat partikel (tidak dapat dilihat), setiap komponen tetap ada. Reaksi
yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik (reversibel).
Secara umum, reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
A + B ←⎯⎯⎯⎯→ C + D
Ada
dua macam sistem kesetimbangan, yaitu kesetimbangan dalam sistem homogen dan
kesetimbangan dalam sistem heterogen. Contoh
dari kesetimbangan dalam sistem homogen adalah kesetimbangan dalam sistem gas–gas
dan kesetimbangan dalam sistem larutan–larutan sedangkan contoh dari kesetimbangan dalam sistem heterogen
adalah kesetimbangan dalam sistem padat–gas, kesetimbangan dalam sistem padat–larutan,
kesetimbangan dalam sistem
larutan–padat–gas. Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan
zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda
(dua fasa atau lebih). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia pada reaksi heterogen antara
lain perubahan temperatur, perubahan konsentrasi, perubahan tekanan / volume.
Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi
beberapa zat lain yang lebih sederhana dan peristiwa penguraian merupakan
reaksi kesetimbangan.
Derajat
disosiasi (α) adalah perbandingan jumlah mol yang berdisosiasi dengan jumlah
mol zat mula-mula sebelum disosiasi.
Asas Le Chatelier sebagai
berikut: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi
sekecil-kecilnya. Secara singkat,asas Le Chatelier dapat
disimpulkan sebagai berikut: Reaksi = -Aksi.
Beberapa industri yang menerapkan konsep reaksi
kesetimbangan adalah industri amonia, asam sulfat, dan asam nitrat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar