BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Masa Usia Sekolah
Masa usia sekolah adalah masa matang
untuk belajar atau masa untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar karena
mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk bersekolah,
karena mereka sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan
oleh sekolah (Conny, 2008: 29).
Mulai anak umur 6 tahun, anak sudah
matang untuk masuk sekolah. Masa anak sekolah adalah usia 6-12 tahun, pada masa
ini anak memasuki masa belajar didalam dan diluar sekolah. Banyak aspek prilaku
dibentuk melalui penguatan (reinforcement) verbal, keteladanan dan identifikasi
(Ahmadi, 2005: 70).
1. Perkembangan
Intelektual
Anak sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar menurut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitifnya.
2. Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang
pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan bahasa (Vocabulary).
3. Perkembangan
Sosial
Anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain sehingga diterima menjadi
anggota kelompok).
4. Emosi
Anak mulai sadar bahwa pengungkapan
kata-kata kasar tidak diterima di masyarakat. Jadi dia mulai belajar untuk
mengkontrol emosinya dalam bergaul.
5. Moral
Anak mulai mengenal konsep moral
(mengenai benar dan salah atau baik buruk) pertama kali dalam diri keluarga.
6. Perkembangan
Penghayatan keagaman
Usia SD merupakan masa pembentukan
nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya. Kualitas
keagamaan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang
diterimanya.
7. Perkembangan
Motorik
Perkembangan motorik anak SD sudah
dapat terkoordinasi dengan baik. Hal ini ditandai dengan kelebihan gerak
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. contohnya:
menggambar, melukis, mengetik (komputer) dll (Yusuf, 2006: 56).
B.
Karakteristik dan Fase Perkembangan Anak
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai
masa anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah disebut sebagai
usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak
menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru
di sekolah. Simanjuntak dan Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu
tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak
lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut periode
intelektual. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1995: 44) bahwa masa
usia sekolah ini sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian
sekolah. Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk dididik daripada
masa sebelumnya dan sesudahnya.
Memahami tentang murid berarti
memahami gejala atau kondisi yang dimiliki. Untuk mengetahui
karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu perlu untuk memahami tingkat
perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya. Secara umum sifat siswa SD antara
lain:
1. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
2.
Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
3.
Suka membandingkan diri dengan orang lain.
4.
Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap tidak
penting.
5.
Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.
6. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis dan nyata
(Sunarto, 2008: 35).
Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci
menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah SD, mulai dari umur 6 tahun sampai
umur 9 atau 10 tahun. Dan masa kelas tinggi SD, kira-kira
umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12 tahun atau 13 tahun.
a. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 tahun atau 7 tahun - umur 9 tahun atau 10 tahun.
Karakteristik siswa SD
kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) adalah sebagai berikut:
1)
Karakteristik umum:
a)
Waktu reaksinya lambat
b)
Koordinasi otot tidak
sempurna
c)
Suka berkelahi
d)
Gemar bergerak, bermain,
memanjat
e)
Aktif bersemangat
terhadap bunyi-bunyian yang teratur
2) Karakteristik kecerdasan
a)
Kurangnya kemampuan
pemusatan perhatian
b)
Kemauan berpikir sangat
terbatas
c)
Kegemaran untuk
mengulangi macam-macam kegiatan
3) Karakteristik social
a)
Hasrat besar terhadap
hal-hal yang bersifat drama.
b)
Berkhayal dan suka
meniru
c)
Gemar akan keadaan alam
d) Senang akan cerita-cerita.
e)
Sifat pemberani
f)
Senang mendapat pujian
4) Kegiatan gerak yang dilakukan
a)
Menirukan.
Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam
bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat
di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, teman
ataupun binatang.
b)
Manipulasi.
Anak-anak kelas rendah secara spontan
menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan
objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.
b. Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12 tahun atau 13 tahun. Sedangkan karakteristik
anak SD pada tingkat tinggi memiliki sedikit persamaan dengan kelas rendah. Karakteristik kelas tinggi
yang dimaksud antara lain:
1) Karakteristik Umum
a)
Waktu reaksinya cepat
b)
Koordinasi otot sempurna
c)
Gemar bergerak dan
bermain.
2) Karakteristik Kecerdasan
a)
Mempunyai kemampuan
pemusatan perhatian.
b)
Kemampuan berpikir lebih
banyak.
3) Karakteristik Sosial
a)
Tidak suka pada hal-hal
yang bersifat drama.
b)
Gemar pada lingkungan sosial.
c)
Senang pada cerita-cerita
lingkungan social.
d) Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
4) Kegiatan Gerak yang Dilakukan
a)
Anak memiliki kemamouan
dalam menampilkan suatu kegiatan yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan
untuk mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukan.
b)
Artikulasi (articulation).
C. Perkembangan Tugas Anak Usia Sekolah Dasar
Pada
masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan
baik oleh lingkungannya.
Adapun
tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah
(Izzaty, 2008: 103).
1.
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
- Sebagai makhluk yang sedang tumbuh,
mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri
- Belajar bergaul dengan teman
sebaya
- Mulai mengembangkan peran
social pria atau wanita
- Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
- Mengembangkan pengertian-pengertian
yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
- Mengembangkan kata batin, moral
dan skala nilai
- Mengembangkan sikap terhadap
kelompok social dan lembaga
- Mencapai kebebasan pribadi
Keberhasilan dalam menyelesaikan
tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang
terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah. Tugas-tugas perkembangan yang
dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan biologis dan
psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama.
Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan
mulus. Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu: (Yusuf, 2011: 19).
- Menciptakan
iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama,
akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu
menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri
tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut
aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan
tanggung jawab.
- Membangun
suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan
social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan
yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru,
siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik,
begitupun peserta didik kepada guru.
- Membangun
iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan
mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias
berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan
metode pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan
menggunakan multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau
gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Pada kajian psikologi perkembangan
peserta didik Desmita (2011: 13) mengelompokkan ada
tiga ciri utama pada masa SD, yaitu:
1.
Dorongan anak untuk
keluar rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya.
2.
Keadaan fisik yang
mendorong anak untuk masuk kedalam dunia permainan dan pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan.
3.
Dorongan mental untuk
memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol dan komunikasi secara dunia.
Sejalan dengan tiga ciri
utama diatas, maka perkembangan tugas pada usia SD diantaranya:
1. Mempelajari keterampilan
fisik yang diperlukan untuk permainan.
2.
Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme
yang sedang berkembang.
3.
Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.
Belajar berperan sebagai pria atau wanita secara tepat.
5.
Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung
dengan baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6.
Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai.
8.
Mencapai kemerdekaan pribadi.
9.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.
D.
Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
1. Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 1 dan 2
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
|
Ø
Aktif dan mudah gembira
|
Ø
Menyenangi bakerja dengan menggunakan tangan
|
Ø
Memperlihatkan rasa bangga yang besar dalam bekerja
|
Ø
Memperlihatkan kekuasaan yang dimilikinya
|
Ø
Ingin menjadi yang pertama
|
Ø
Memiliki waktu yang terbatas terhadap minat dan mudah bosan
|
Ø
Memiliki perasaan yang mudah tersakiti
|
Ø
Ketertarikan sesuatu untuk disentuh dan dirasakan
|
Ø
Menginginkan persetujuan teman sekelas dan guru
|
Ø
Sangat menyenangi permainan imajinatif, tari, cerita dan permainan
|
2.
Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 3 dan 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
|
Ø
Koordinasi mata dan tangan telah terimprovisasi
|
Ø
Penggunaan otot kecil telah lebih baik
|
Ø
Menjadi sadar akan perbedaan tiap orang
|
Ø
Secara umum pembelajaran akan lebih responsif, teratur dan kerjasama
|
Ø
Siswa sudah memisahkan bentuk berdasarkan jenis kelamin
|
Ø
Menyenangi buku komik
|
Ø
Kemampuan untuk konsentrasi pada masa ini lebih lama
|
Ø
Mengembangkan minat dalam bepergian
|
Ø
Mengembangkan perasaan humor
|
Ø
Memiliki kegemaran dan mengumpulkan
|
3.
Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 5 dan 6
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
|
Mulai banyak menkonsentrasikan diri
berdasarkan minat individu dan dimulai dari minat individu
|
Hal yang diminati pada masa ini berkaitan dengan kegiatanyang berhubungan
dengan
Gender
|
Mengembangkan minat di luar rumah dan sekolah, masyarakat dan dunia yang
lebih
Luas
|
Ø
Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri
|
Ø
Mulai adanya emosi yang kritis dan perubahan fisik
|
Ø
Tumbuh kegemaran mengumpulkan karya seni
|
Ø
Mulai adanya fase hero dan semangat heroik
|
Ø
Pengembangan kepekaan pada nilai, kepekaan akan nilai baik dan buruk
|
Ø
Bertambahnya minat dan lamanya dalam bekerja
|
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi di SDN 2 Warugede
1.
Angket Observasi yang Diajukan pada Objek Observasi:
a. Belajar Memperoleh Kerampilan Fisik
untuk Melakukan Permainan.
1) Permainan apa saja yang disukai
anak?
2) Mengapa anak menyukai permainan
tersebut?
3) Bagaimana tanggapan orang tua saat
anaknya melakukan permainan tersebut?
4) Bagaimana tindakan orang tua saat
anaknya melakukan permainan yang membahayakan dirinya?
5) Permainan apakah yang baik untuk
perkembangan anak usia 6-12 tahun?
b. Belajar Membentuk Sikap yang Sehat terhadap
Dirinya Sendiri sebagai Makhluk Biologis.
1) Berapa kali anak mandi dalam sehari?
2) Berapa kali anak menggosok gigi
dalam sehari?
3) Sebelum tidur apakah anak juga
dibiasakan menggosok gigi?
4) Berapa kali anak tidur dalam sehari?
5) Bagaimana sikap anak saat dinasehati
orangtua?
c. Belajar Bergaul dengan Teman Sebaya.
1) Bagaimana sikap anak saat bertemu
dengan teman sebayanya?
2) Anak perempuan atau laki-laki yang
mudah bergaul dengan teman sebayanya?
3) Bagaimana cara bergaul anak usia
6-12tahun?
4) Bagaimana cara memilih teman sebaya
yang baik?
5) Apakah orang tua membantu anak dalam
bergaul dengan teman sebayanya?
d.
Belajar Memainkan Peranan Sesuai dengan Jenis Kelaminnya.
1)
Permainan apa yang disukai dan sesuai dengan peran anak?
2)
Apakah peran anak tersebut dalam permainan yang dia mainkan?
3)
Apakah biasanya anak mau bermain dengan lawan jenisnya?
e.
Belajar Keterampilan Dasar dalam Membaca, Menulis dan
Berhitung.
1)
Sejak kapan anak mulai bisa membaca, menulis dan berhitung?
2)
Alat apa sja yang digunakan anak dalam belajar membaca,
menulis dan berhitung?
3)
Kepada siapa biasanya anak belajar membaca, menulis dan
berhitung?
4)
Anak lebih suka mana antara membaca, menulis dan berhitung?
5)
Lebih dulu mana anak memahami antara membaca, menulis dan
berhitung?
f.
Belajar Mengembangkan Konsep-konsep Sehari-hari.
1)
Kegiatan apa saja yang dilakukan anak usia 6-12 tahun sesuai
dengan konsep sehari-hari?
2)
Apa saja peranan orang tua dalam membantu anak mengembangkan
konsep sehari-hari?
g.
Belajar Mengembangkan Kata Hati.
1)
Biasanya kepada siapa anak mengembangkan kata hatinya?
2)
Bagaimana cara anak mengembangkan kata hatinya?
3)
Apakah anak sering menceritakan sesuatu yang dialaminya
kepada orang tua?
h.
Belajar Memperoleh Kebebasan yang Bersifat Pribadi.
1)
Bagaimana sikap anak ketika memperoleh kebebasan dari orang
tua?
2)
Kebebasan seperti apakah yang biasa diperoleh anak usia 6-12
tahun dari orang tuanya?
3)
Apakah anak perlu diberi kebebasan?
4)
Apakah ada batasan-batasan dalam member kebebasan pada anak?
i.
Belajar Mengembangkan Sikap yang Positif
1)
Sikap positif apa saja yang dilakukan anak pada usia 6-12
tahun?
2)
Bagaimana melatih anak agar selalu bersikap positif?
3)
Kelompok sosial apa yang cocok untuk anak usia 6-12 tahun?
2. Objek Observasi
a. Data pertama
Nama
anak : Sigit Setiawan
Jenis
kelamin : laki-laki
Usia : 10 tahun
Kelas : 5 SD
Nama
Sekolah : SDN 2 Warugede
Nama
orang tua : Radi
b.
Data ke dua
Nama
anak : Serly Damayanti
Jenis
kelamin : perempuan
Usia : 9 tahun
Kelas : 4 SD
Nama
Sekolah : SDN 2 Warugede
Nama
orang tua : Jono
3.
Data Observasi
a. Sigit Setiawan
1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan.
a)
Mobil-mobilan dan bersepeda.
b) Karena anak memiliki cita-cita,
pengen beli mobil ketika besar nanti, bermain sepeda seru, bisa balapan bersama
teman-temannya.
c) Orang tua mendukung, asalkan tidak
mengganggu waktu belajar.
d) Melarang bermain permainan tersebut.
2) Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
a)
Anak mandi dua kali sehari.
b)
Gosok gigi satu kali sehari.
c)
Anak tidak menggosok gigi sebelum tidur.
d) Anak tidur satu kali sehari yaitu
pada waktu malam hari.
e)
Saat dinasehati sikap anak membantah.
3)
Belajar bergaul dengan teman sebaya.
a) Saat bertemu teman anak menyapa.
b) Semua anak mudah bergaul denganya
baik perempuan maupun laki-laki.
c) Dengan cara belajar bersama dan
bermain bersama.
d) Anak tidak memilih-milih teman.
e) Orang tua cenderung melarang anaknya
bergaul dengan anak yang tidak mau belajar.
4) Belajar bermain peran sesuai dengan
jenis kelamin.
a) Bermain mobil-mobilan.
b) Sebagai pengemudi.
c) Anak ini cenderung terbuka bisa
berteman dengan siapa saja, dengan teman perempuan dan laki-laki.
5) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung.
a)
Anak bisa membaca, menulis dan berhitung sejak duduk di TK B.
b)
Anak belajar membaca, menulis dan berhitung di sekolah.
c)
Anak belajar bersama guru.
d) Antara membaca, menulis dan
berhitung sama.
e)
Menulis.
6) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
a)
Sekolah, bermain, belajar dan tidur.
b)
Ibu selalu mengawasi apa saja kegiatan yang dilakukan
anaknya.
7) Belajar mengembangkan kata hati.
a)
Anak mengembangkan kata hatinya kepada ibunya.
b) Anak mengembangkan kata hatinya
dengan cara selalu bercerita kepada ibunya tentang apa yang dia alami.
c)
Anak sering menceritakan apa yang dia alami kepada ibunya.
8) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
a) Anak seringkali melalaikan kebebasan yang diberikan orang
tuanya jika tidak diingatkan terus.
b) Kebebasan yang diberikan orang tua
kepada anak yaitu dibolehkan bermain bersama teman-temanya.
c) Anak perlu diberikan kebebasan agar
tidak jenuh, sehingga bisa belajar dengan maksimal.
9)
Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kelompok
sosial.
a) Anak mau mengerjakan tugas rumah
yang diberikan guru, mengaji, dan melakukan solat lima waktu.
b) Menegur jika melakukan salah dan
mengarahkan jika perbuatanya salah.
c) Kelompok sosial yang sesuai adalah
kumpulan teman-teman sebaya mengerjakan PR bersama, pondok pesantren agar anak
bisa belajar mengaji.
b. Serly Damayanti
1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan.
a)
Boneka, rumah-rumahan dan menari.
b)
Banyak teman dan merupakan hobbi.
c) Membolehkan dan mendukung, dengan alasan
anak biar banyak teman dan mudah bergaul.
d) Melarang dan menasehati supaya tidak
melakukan permainan tersebut.
e) Untuk anak tersebut permainan yang
baik semua yang sering dimainkan, dengan alasan, mengembangkan bakat dan minat
anak serta melatih anak bersosialisasi dengan orang lain.
2) Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
a) Mandi dua kali sehari.
b) Gosok gigi dua kali sehari.
c) Biasa gosok gigi sebelum tidur.
d) Tidur satu kali, pada waktu malam
hari.
e) Saat dinasehati anak memperhartikan.
3) Belajar bergaul dengan teman sebaya
a) Saat bertemu teman sebaya menyapa.
b) Anak ini mudah bergaul dengan teman
perempuan.
c) Bermain bersama.
d) Cenderung yang sehobi.
e) Orang tua hanya mengawasi setiap
pergaulan anak.
4) Belajar bermain peran sesuai dengan jenis kelamin.
a) Boneka, dan rumah-rumahan.
b) Berperan sebagai ibu.
c) Mau, tetapi lebih sering berrmain
dengan anak perempuan.
5) Belajar keterampilan dasar dalam
membaca, menulis dan berhitung.
a) Sejak sekolah TK A.
b) Belajar dari guru TK, poster-poster
angka dan huruf.
c) Kepada guru dan orang tua.
d) Membaca.
e) Membaca.
6) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
a) Bangun tidur mandi, makan pagi berangkat
sekolah, bermain, mandi, makan, sekolah agama, membantu orang tua,
belajar,tidur.
b) Mengarahkan semua kegiatan anak
sehari-hari.
7) Belajar mengembangkan kata hati.
a) Kepada ibunya.
b) Dengan cara berbisik-bisik ke ibunya.
c) Anak sering menceritakan segala sesuatu
yang dialaminya.
8) Belajar memperoleh kebebasan yang
bersifat pribadi
a) Anak sangat menjaga amanah dari
orang tua, namun jika bergabung dengan teman main yang sangat dibebaskan orang
tuanya, anak tersebut cenderung ikut tidak sulit diatur orang tuanya.
b) Anak perlu diberi kebebasan untuk
mengembangkan bakat dan minatnya, namun harus disertai tanggung jawab.
c) Dalam pemberian kebebasan harus ada
batasnya, agar anak bisa melatih tanggung jawabnya.
9) Belajar mengembangkan sifat yang
positif terhadap kelompok susial.
a) Menuruti nasehat orang tua, Memiliki
sikap semangat belajar kelompok, mengaji bersama saat bersama dengan temanya.
b) Sering menasehati, memotivasi dan
mendukung anak mengembangkan rohaninya dengan mengikutkan sekolah kerohanian
disamping sekolah umum.
c) Kelompok sosial yang cocok untuk
anak ini, TPA (taman pendidikan Alqur’an), pelatihan seni tari.
B. Analisis
Berdasarkan data yang didapat
setelah observasi di SDN 2 Warugede dengan membandingkan teori, dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam
proses sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang
ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai orang
yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok
sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, di mana anak
cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai
tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristik dari
kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri
yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat
anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota
kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam
perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap diperlukan
dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan agar apa yang
dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut oleh lingkungan. Dalam
menyesuaikan diri dengan kelompoknya, anak pun belajar tentang peran jender.
Adanya peran yang berbeda, membuat adanya aturan bagi anak laki-laki dan
perempuan.
Proses perkembangan jender dalam
diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan sosial biologis, kemampuan kognitif
dan sosial. Namun dari kesemuanya itu justru lingkungan sosiallah yang paling
berpengaruh, misalnya bagaimana interaksi dan pengalaman anak dengan orang tua,
pengaruh dari guru, teman sebaya, media masa, pelajaran, dan lain-lain yang
paling berperan dalam perkembangan jender. Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa
peran jender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat, namun sebagai orang
tua maupun guru hendaknya dapat mengajarkan pada anak bahwa peran tersebut
dapat berganti karena semua itu sangat tergantung dari kebutuhan, situasi,
minat dan keterampilan yang dimiliki. Itulah sebabnya kadangkala dijumpai
seorang pria yang menekuni karirnya di bidang seni tari, sementara seorang
wanita menekuni karirnya di bidang keteknikan, dan lain-lain. Yang perlu
ditanamkan adalah bahwa kita harus menghargai apa yang dilakukan anak, bukan
karena anak itu laki-laki atau perempuan.
Teman bermain dan orang tua juga
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak usia 6-12 tahun. Anak cenderung mudah
terpengaruh prilaku teman-temanya, sehingga peran orang tua untuk mengawasi
anak ketika berada dilingkungan masyarakat sangat dinutuhkan agar anak tidak
salah, dan berhasil memenuhi tugas-tugas perkembanganya dengan baik.
BAB IV
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Pola
perkembangan peserta didik dipengaruhi tingkat kematangan usia, teman sebaya
dan lingkungan keluarga. Untuk itu orang tua juga harus memperhatikan
perkembangan anaknya. Selain itu perkembangan peserta didik juga dipengaruhi
oleh pola pengajaran yang diberikan guru. Setelah mengetahui tugas-tugas
perkembangan anak beserta masalah yang dihadapi anak dalam melaksanakan
tugas-tugasnya guru harus bisa membantu anak untuk dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Anak-anak usia SD (6-12 tahun) merupakan masa dimana anak-anak terlibat
dengan dua dunia yaitu dunia bermain dan belajar. Pada masa ini, anak-anak
mudah untuk dididik dari masa sebelumnya dan sesudahnya. Untuk itulah peran
seorang guru dan orang tua sangat diperlukan untuk memahami sifat khas yang
dimiliki anak didiknya baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Untuk inilah maka
seorang guru dan orang tua dituntut memahami perkembangan tugas apa yang perlu
dilakukan anak pada masa ini sehingga guru dan orang tua dapat memperlakukan
anak dengan tepat dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar
Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Conny,
Semiawan,
dkk. 2008. Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini. Bandung:
PT.Remaja Rusda Karya.
Desmita.
2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Izzaty,
Eka Rita, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Nasution, Noehi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Simanjuntak, B. dan Pasaribu,
I.L. 1983. Psikologi Perkembangan (Dasar Psikologi Kriminil).
Bandung: Tarsito.
Sunarto
dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Yusuf,
Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rusda Karya.
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.