Jumat, 29 Mei 2015

Perkembangan Anak Masa Usia Sekolah Dasar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Masa Usia Sekolah
Masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau masa untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah (Conny, 2008: 29).
Mulai anak umur 6 tahun, anak sudah matang untuk masuk sekolah. Masa anak sekolah adalah usia 6-12 tahun, pada masa ini anak memasuki masa belajar didalam dan diluar sekolah. Banyak aspek prilaku dibentuk melalui penguatan (reinforcement) verbal, keteladanan dan identifikasi (Ahmadi, 2005: 70).
1.      Perkembangan Intelektual
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitifnya.
2.       Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan bahasa (Vocabulary).
3.      Perkembangan Sosial
Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang kooperatif (bekerja sama) atau sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain sehingga diterima menjadi anggota kelompok).
4.      Emosi
Anak mulai sadar bahwa pengungkapan kata-kata kasar tidak diterima di masyarakat. Jadi dia mulai belajar untuk mengkontrol emosinya dalam bergaul.
5.      Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenai benar dan salah atau baik buruk) pertama kali dalam diri keluarga.
6.      Perkembangan Penghayatan keagaman
Usia SD merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya. Kualitas keagamaan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.
7.      Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak SD sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Hal ini ditandai dengan kelebihan gerak aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. contohnya: menggambar, melukis, mengetik (komputer) dll (Yusuf, 2006: 56).

B.       Karakteristik dan Fase Perkembangan Anak
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah. Simanjuntak dan Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut periode intelektual. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1995: 44) bahwa masa usia sekolah ini sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya.
Memahami tentang murid berarti memahami  gejala atau kondisi yang dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu perlu untuk memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya. Secara umum sifat siswa SD antara lain:
1.    Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
2.    Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
3.    Suka membandingkan diri dengan orang lain.
4.    Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap tidak penting.
5.    Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.
6.    Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis dan nyata (Sunarto, 2008: 35).
Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah SD, mulai dari umur 6 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Dan masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12 tahun atau 13 tahun.
a.       Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 tahun atau 7 tahun - umur 9 tahun atau 10 tahun.
Karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) adalah sebagai berikut:
1)      Karakteristik umum:
a)      Waktu reaksinya lambat
b)      Koordinasi otot tidak sempurna
c)      Suka berkelahi
d)     Gemar bergerak, bermain, memanjat
e)      Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur
2)      Karakteristik kecerdasan
a)      Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian
b)      Kemauan berpikir sangat terbatas
c)      Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan
3)      Karakteristik social
a)      Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama.
b)      Berkhayal dan suka meniru
c)      Gemar akan keadaan alam
d)     Senang akan cerita-cerita.
e)      Sifat pemberani
f)       Senang mendapat pujian
4)      Kegiatan gerak yang dilakukan
a)      Menirukan.
Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang.
b)       Manipulasi.
Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.
b.      Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12 tahun atau 13 tahun. Sedangkan karakteristik anak SD pada tingkat tinggi memiliki sedikit persamaan dengan kelas rendah. Karakteristik kelas tinggi yang dimaksud antara lain:
1)      Karakteristik Umum
a)      Waktu reaksinya cepat
b)      Koordinasi otot sempurna
c)      Gemar bergerak dan bermain.
2)      Karakteristik Kecerdasan
a)      Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian.
b)      Kemampuan berpikir lebih banyak.
3)      Karakteristik Sosial
a)      Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama.
b)      Gemar pada lingkungan sosial.
c)      Senang pada cerita-cerita lingkungan social.
d)     Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
4)      Kegiatan Gerak yang Dilakukan
a)      Anak memiliki kemamouan dalam menampilkan suatu kegiatan yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukan.
b)      Artikulasi (articulation).

C.      Perkembangan Tugas Anak Usia Sekolah Dasar
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah (Izzaty, 2008: 103).
1.      Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
  1. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri
  2. Belajar bergaul dengan teman sebaya
  3. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
  4. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
  5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
  6. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
  7. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
  8. Mencapai kebebasan pribadi
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah. Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu: (Yusuf, 2011: 19).
  1. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
  2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik kepada guru.
  3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Pada kajian psikologi perkembangan peserta didik Desmita (2011: 13) mengelompokkan ada tiga ciri utama pada masa SD, yaitu:
1.      Dorongan anak untuk keluar rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya.
2.      Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk kedalam dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
3.      Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol dan komunikasi secara dunia.
Sejalan dengan tiga ciri utama diatas, maka perkembangan tugas pada usia SD diantaranya:
1.    Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan.
2.    Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang.
3.    Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.    Belajar berperan sebagai pria atau wanita secara tepat.
5.    Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dengan baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6.    Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7.    Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai.
8.    Mencapai kemerdekaan pribadi.
9.    Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.

D.      Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

1.    Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 1 dan 2
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
Ø  Aktif dan mudah gembira
Ø  Menyenangi bakerja dengan menggunakan tangan
Ø  Memperlihatkan rasa bangga yang besar dalam bekerja
Ø  Memperlihatkan kekuasaan yang dimilikinya
Ø  Ingin menjadi yang pertama
Ø  Memiliki waktu yang terbatas terhadap minat dan mudah bosan
Ø  Memiliki perasaan yang mudah tersakiti
Ø  Ketertarikan sesuatu untuk disentuh dan dirasakan
Ø  Menginginkan persetujuan teman sekelas dan guru
Ø  Sangat menyenangi permainan imajinatif, tari, cerita dan permainan

2.      Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 3 dan 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
Ø  Koordinasi mata dan tangan telah terimprovisasi
Ø  Penggunaan otot kecil telah lebih baik
Ø  Menjadi sadar akan perbedaan tiap orang
Ø  Secara umum pembelajaran akan lebih responsif, teratur dan kerjasama
Ø  Siswa sudah memisahkan bentuk berdasarkan jenis kelamin
Ø  Menyenangi buku komik
Ø  Kemampuan untuk konsentrasi pada masa ini lebih lama
Ø  Mengembangkan minat dalam bepergian
Ø  Mengembangkan perasaan humor
Ø  Memiliki kegemaran dan mengumpulkan


3.      Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas 5 dan 6
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
Mulai banyak menkonsentrasikan diri berdasarkan minat individu dan dimulai dari minat individu
Hal yang diminati pada masa ini berkaitan dengan kegiatanyang berhubungan dengan
Gender
Mengembangkan minat di luar rumah dan sekolah, masyarakat dan dunia yang lebih
Luas
Ø  Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri
Ø  Mulai adanya emosi yang kritis dan perubahan fisik
Ø  Tumbuh kegemaran mengumpulkan karya seni
Ø  Mulai adanya fase hero dan semangat heroik
Ø  Pengembangan kepekaan pada nilai, kepekaan akan nilai baik dan buruk
Ø  Bertambahnya minat dan lamanya dalam bekerja



BAB III
PEMBAHASAN
A.      Hasil Observasi di SDN 2 Warugede
1.         Angket Observasi yang Diajukan pada Objek Observasi:
a.    Belajar Memperoleh Kerampilan Fisik untuk Melakukan Permainan.
1)   Permainan apa saja yang disukai anak?
2)   Mengapa anak menyukai permainan tersebut?
3)   Bagaimana tanggapan orang tua saat anaknya melakukan permainan tersebut?
4)   Bagaimana tindakan orang tua saat anaknya melakukan permainan yang membahayakan dirinya?
5)   Permainan apakah yang baik untuk perkembangan anak usia 6-12 tahun?
b.    Belajar Membentuk Sikap yang Sehat terhadap Dirinya Sendiri sebagai Makhluk Biologis.
1)   Berapa kali anak mandi dalam sehari?
2)   Berapa kali anak menggosok gigi dalam sehari?
3)   Sebelum tidur apakah anak juga dibiasakan menggosok gigi?
4)   Berapa kali anak tidur dalam sehari?
5)   Bagaimana sikap anak saat dinasehati orangtua?
c.    Belajar Bergaul dengan Teman Sebaya.
1)   Bagaimana sikap anak saat bertemu dengan teman sebayanya?
2)   Anak perempuan atau laki-laki yang mudah bergaul dengan teman sebayanya?
3)   Bagaimana cara bergaul anak usia 6-12tahun?
4)   Bagaimana cara memilih teman sebaya yang baik?
5)   Apakah orang tua membantu anak dalam bergaul dengan teman sebayanya?
d.   Belajar Memainkan Peranan Sesuai dengan Jenis Kelaminnya.
1)   Permainan apa yang disukai dan sesuai dengan peran anak?
2)   Apakah peran anak tersebut dalam permainan yang dia mainkan?
3)   Apakah biasanya anak mau bermain dengan lawan jenisnya?
e.    Belajar Keterampilan Dasar dalam Membaca, Menulis dan Berhitung.
1)   Sejak kapan anak mulai bisa membaca, menulis dan berhitung?
2)   Alat apa sja yang digunakan anak dalam belajar membaca, menulis dan berhitung?
3)   Kepada siapa biasanya anak belajar membaca, menulis dan berhitung?
4)   Anak lebih suka mana antara membaca, menulis dan berhitung?
5)   Lebih dulu mana anak memahami antara membaca, menulis dan berhitung?
f.     Belajar Mengembangkan Konsep-konsep Sehari-hari.
1)   Kegiatan apa saja yang dilakukan anak usia 6-12 tahun sesuai dengan konsep sehari-hari?
2)   Apa saja peranan orang tua dalam membantu anak mengembangkan konsep sehari-hari?
g.    Belajar Mengembangkan Kata Hati.
1)   Biasanya kepada siapa anak mengembangkan kata hatinya?
2)   Bagaimana cara anak mengembangkan kata hatinya?
3)   Apakah anak sering menceritakan sesuatu yang dialaminya kepada orang tua?
h.    Belajar Memperoleh Kebebasan yang Bersifat Pribadi.
1)   Bagaimana sikap anak ketika memperoleh kebebasan dari orang tua?
2)   Kebebasan seperti apakah yang biasa diperoleh anak usia 6-12 tahun dari orang tuanya?
3)   Apakah anak perlu diberi kebebasan?
4)   Apakah ada batasan-batasan dalam member kebebasan pada anak?
i.      Belajar Mengembangkan Sikap yang Positif
1)   Sikap positif apa saja yang dilakukan anak pada usia 6-12 tahun?
2)   Bagaimana melatih anak agar selalu bersikap positif?
3)   Kelompok sosial apa yang cocok untuk anak usia 6-12 tahun?
2.      Objek Observasi
a.    Data pertama
Nama anak           : Sigit Setiawan
Jenis kelamin        : laki-laki
Usia                      : 10 tahun
Kelas                    : 5  SD
Nama Sekolah      : SDN 2 Warugede
Nama orang tua    : Radi
b.     Data ke dua
Nama anak           : Serly Damayanti
Jenis kelamin        : perempuan
Usia                      : 9 tahun
Kelas                    : 4 SD
Nama Sekolah      : SDN 2 Warugede
Nama orang tua    : Jono

3.      Data Observasi
a.    Sigit Setiawan
1)      Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
a)   Mobil-mobilan dan bersepeda.
b)   Karena anak memiliki cita-cita, pengen beli mobil ketika besar nanti, bermain sepeda seru, bisa balapan bersama teman-temannya.
c)   Orang tua mendukung, asalkan tidak mengganggu waktu belajar.
d)  Melarang bermain permainan tersebut.
2)   Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
a)   Anak mandi dua kali sehari.
b)   Gosok gigi satu kali sehari.
c)   Anak tidak menggosok gigi sebelum tidur.
d)  Anak tidur satu kali sehari yaitu pada waktu malam hari.
e)   Saat dinasehati sikap anak membantah.
3)   Belajar bergaul dengan teman sebaya.
a)   Saat bertemu teman anak menyapa.
b)   Semua anak mudah bergaul denganya baik perempuan maupun laki-laki.
c)   Dengan cara belajar bersama dan bermain bersama.
d)  Anak tidak memilih-milih teman.
e)   Orang tua cenderung melarang anaknya bergaul dengan anak yang tidak mau belajar.
4)   Belajar bermain peran sesuai dengan jenis kelamin.
a)   Bermain mobil-mobilan.
b)   Sebagai pengemudi.
c)   Anak ini cenderung terbuka bisa berteman dengan siapa saja, dengan teman perempuan dan laki-laki.
5)    Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
a)   Anak bisa membaca, menulis dan berhitung sejak duduk di TK B.
b)   Anak belajar membaca, menulis dan berhitung di sekolah.
c)   Anak belajar bersama guru.
d)  Antara membaca, menulis dan berhitung sama.
e)   Menulis.
6)        Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
a)   Sekolah, bermain, belajar dan tidur.
b)   Ibu selalu mengawasi apa saja kegiatan yang dilakukan anaknya.
7)       Belajar mengembangkan kata hati.
a)   Anak mengembangkan kata hatinya kepada ibunya.
b)   Anak mengembangkan kata hatinya dengan cara selalu bercerita kepada ibunya tentang apa yang dia alami.
c)   Anak sering menceritakan apa yang dia alami kepada ibunya.
8)    Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
a)   Anak seringkali  melalaikan kebebasan yang diberikan orang tuanya jika tidak diingatkan terus.
b)   Kebebasan yang diberikan orang tua kepada anak yaitu dibolehkan bermain bersama teman-temanya.
c)   Anak perlu diberikan kebebasan agar tidak jenuh, sehingga bisa belajar dengan maksimal.
9)   Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial.
a)   Anak mau mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru, mengaji, dan melakukan solat lima waktu.
b)   Menegur jika melakukan salah dan mengarahkan jika perbuatanya salah.
c)   Kelompok sosial yang sesuai adalah kumpulan teman-teman sebaya mengerjakan PR bersama, pondok pesantren agar anak bisa belajar mengaji.

b.      Serly Damayanti
1)    Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
a)   Boneka, rumah-rumahan dan menari.
b)   Banyak teman dan merupakan hobbi.
c)   Membolehkan dan mendukung, dengan alasan anak biar banyak teman dan mudah bergaul.
d)  Melarang dan menasehati supaya tidak melakukan permainan tersebut.
e)   Untuk anak tersebut permainan yang baik semua yang sering dimainkan, dengan alasan, mengembangkan bakat dan minat anak serta melatih anak bersosialisasi dengan orang lain.
2)   Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
a)   Mandi dua kali sehari.
b)   Gosok gigi dua kali sehari.
c)   Biasa gosok gigi sebelum tidur.
d)  Tidur satu kali, pada waktu malam hari.
e)   Saat dinasehati anak memperhartikan.
3)   Belajar bergaul dengan teman sebaya
a)   Saat bertemu teman sebaya menyapa.
b)   Anak ini mudah bergaul dengan teman perempuan.
c)   Bermain bersama.
d)  Cenderung yang sehobi.
e)   Orang tua hanya mengawasi setiap pergaulan anak.
4)   Belajar bermain peran sesuai dengan jenis kelamin.
a)   Boneka, dan rumah-rumahan.
b)   Berperan sebagai ibu.
c)   Mau, tetapi lebih sering berrmain dengan anak perempuan.
5)   Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
a)   Sejak sekolah TK A.
b)   Belajar dari guru TK, poster-poster angka dan huruf.
c)   Kepada guru dan orang tua.
d)  Membaca.
e)   Membaca.
6)   Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
a)   Bangun tidur mandi, makan pagi berangkat sekolah, bermain, mandi, makan, sekolah agama, membantu orang tua, belajar,tidur.
b)   Mengarahkan semua kegiatan anak sehari-hari.
7)   Belajar mengembangkan kata hati.
a)   Kepada ibunya.
b)   Dengan cara berbisik-bisik ke ibunya.
c)   Anak sering menceritakan segala sesuatu yang dialaminya.
8)   Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
a)   Anak sangat menjaga amanah dari orang tua, namun jika bergabung dengan teman main yang sangat dibebaskan orang tuanya, anak tersebut cenderung ikut tidak sulit diatur orang tuanya.
b)   Anak perlu diberi kebebasan untuk mengembangkan bakat dan minatnya, namun harus disertai tanggung jawab.
c)   Dalam pemberian kebebasan harus ada batasnya, agar anak bisa melatih tanggung jawabnya.
9)   Belajar mengembangkan sifat yang positif terhadap kelompok susial.
a)   Menuruti nasehat orang tua, Memiliki sikap semangat belajar kelompok, mengaji bersama saat bersama dengan temanya.
b)   Sering menasehati, memotivasi dan mendukung anak mengembangkan rohaninya dengan mengikutkan sekolah kerohanian disamping sekolah umum.
c)   Kelompok sosial yang cocok untuk anak ini, TPA (taman pendidikan Alqur’an), pelatihan seni tari.
B. Analisis
Berdasarkan data yang didapat setelah observasi di SDN 2 Warugede dengan membandingkan teori, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam proses sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, di mana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut oleh lingkungan. Dalam menyesuaikan diri dengan kelompoknya, anak pun belajar tentang peran jender. Adanya peran yang berbeda, membuat adanya aturan bagi anak laki-laki dan perempuan.
Proses perkembangan jender dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan sosial biologis, kemampuan kognitif dan sosial. Namun dari kesemuanya itu justru lingkungan sosiallah yang paling berpengaruh, misalnya bagaimana interaksi dan pengalaman anak dengan orang tua, pengaruh dari guru, teman sebaya, media masa, pelajaran, dan lain-lain yang paling berperan dalam perkembangan jender. Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa peran jender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat, namun sebagai orang tua maupun guru hendaknya dapat mengajarkan pada anak bahwa peran tersebut dapat berganti karena semua itu sangat tergantung dari kebutuhan, situasi, minat dan keterampilan yang dimiliki. Itulah sebabnya kadangkala dijumpai seorang pria yang menekuni karirnya di bidang seni tari, sementara seorang wanita menekuni karirnya di bidang keteknikan, dan lain-lain. Yang perlu ditanamkan adalah bahwa kita harus menghargai apa yang dilakukan anak, bukan karena anak itu laki-laki atau perempuan.
Teman bermain dan orang tua juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak usia 6-12 tahun. Anak cenderung mudah terpengaruh prilaku teman-temanya, sehingga peran orang tua untuk mengawasi anak ketika berada dilingkungan masyarakat sangat dinutuhkan agar anak tidak salah, dan berhasil memenuhi tugas-tugas perkembanganya dengan baik.


BAB IV
SIMPULAN

A.      Kesimpulan
                        Pola perkembangan peserta didik dipengaruhi tingkat kematangan usia, teman sebaya dan lingkungan keluarga. Untuk itu orang tua juga harus memperhatikan perkembangan anaknya. Selain itu perkembangan peserta didik juga dipengaruhi oleh pola pengajaran yang diberikan guru. Setelah mengetahui tugas-tugas perkembangan anak beserta masalah yang dihadapi anak dalam melaksanakan tugas-tugasnya guru harus bisa membantu anak untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
            Anak-anak usia SD (6-12 tahun) merupakan masa dimana anak-anak terlibat dengan dua dunia yaitu dunia bermain dan belajar. Pada masa ini, anak-anak mudah untuk dididik dari masa sebelumnya dan sesudahnya. Untuk itulah peran seorang guru dan orang tua sangat diperlukan untuk memahami sifat khas yang dimiliki anak didiknya baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Untuk inilah maka seorang guru dan orang tua dituntut memahami perkembangan tugas apa yang perlu dilakukan anak pada masa ini sehingga guru dan orang tua dapat memperlakukan anak dengan tepat dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Conny, Semiawan, dkk. 2008. Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini. Bandung: PT.Remaja Rusda Karya.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Izzaty, Eka Rita, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Nasution, Noehi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Simanjuntak, B. dan Pasaribu, I.L. 1983. Psikologi Perkembangan (Dasar Psikologi Kriminil). Bandung: Tarsito.
Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rusda Karya.
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.